LPS Prediksi Laju Pertumbuhan DPK Membaik

Koran SINDO, Jurnalis
Selasa 25 Juni 2019 11:40 WIB
Ilustrasi Lembaga Penjamin Simpanan (Foto: Okezone)
Share :

JAKARTA Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) memperkirakan laju perbaikan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) akan berlanjut meski terdapat potensi risiko, khususnya terkait perilaku deposan dalam mengelola dana cash pasca-Lebaran.

Adanya perbaikan pertumbuhan DPK pada periode Maret sebesar 7,18% year on year (yoy) menurunkan gap pertumbuhan kredit dan DPK, yang selanjutnya berdampak pada level Loan to Deposito Ratio (LDR) perbankan.

“Di sisi lain, pertumbuhan kredit diproyeksikan masih akan tinggi sejalan dengan membaiknya persepsi dan sentimen debitur terhadap kepastian hasil pemilu,” kata Direktur Group Surveilans & Stabilitas Sistem Keuangan LPS Doddy Ariefianto di Jakarta kemarin.

Baca Juga: LPS Likuidasi 3 BPR Pada Periode Januari hingga April 2019

Pola ekspansi fiskal yang cukup agresif melalui belanja barang dan modal akan memberikan dampak positif terhadap laju pertumbuhan dana. Pertumbuhan kredit perbankan hinggaakhirMaret2019 tumbuh positif mencapai 11,55% yoy.

Menurut dia, masih adanya gap pertumbuhan ini menyebabkan presistensi tekanan likuiditas pada beberapa kelompok bank dalam upaya mendapatkan dana masyarakat. Meski demikian, LPS memproyeksi hingga akhir 2019 pertumbuhan kredit dan DPK akan mencapai masing-masing sebesar 12% dan 8,5%.

Sementara itu, posisi operasi pasar terbuka (OPT) konvensional Bank Indonesia (BI) pada akhir Mei 2019 turun ke level Rp200,96 triliun dibandingkan periode akhir April 2019 yang mencapai Rp290,87 triliun. Penurunan OPT dikontribusikan dari penurunan pada posreverse repo turun sebesar Rp22,28 triliun, penempatan depocit facility yang turun Rp6,9 triliun, pos SBI turun Rp4,4 triliun, dan Sertifikat Deposito Bank Indonesia (SDBI) turun sebesar Rp0,35 triliun.

Baca Juga: LPS Tahan Suku Bunga Penjaminan Simpanan, Ini Daftarnya!

Dody menuturkan, penempatan di instrumen OPT diproyeksikan akan kembali pulih secara bertahap sejalan dengan kembalinya dana tunai ke sistem perbankan. “Relatif stabilnya tingkat bunga kebijakan akan berdampak positif terhadap bunga simpanan dan diharapkan dapat mempercepat proses pemulihan volume OPT,” jelas dia.

Di sisi lain, BI terus berupaya memastikan ketersediaan likuiditas melalui penguat an kebijakan pengelolaan moneter, makroprudensial, dan sistem pembayaran yang lebih akomodatif.

Gubernur BI Perry Warjiyo memandang terbuka ruang untuk mendorong pertumbuhan kredit tanpa mengganggu stabilitas sistem keuangan. Siklus kredit yang berada di bawah level optimum dan terdapatnya potensi peningkatan kredit memungkinkan berlanjutnya kebijakan makroprudensial akomodatif.

“Kami memperkirakan kredit perbankan 2019 berada pada kisaran 10- 12% (yoy), sedangkan DPK tumbuh dalam kisaran 8-10%,” katanya.

Untuk menstimulus penyaluran kredit, BI menurunkan Giro Wajib Minimum (GWM) Rupiah untuk bank umum konvensional dan bank umum syariah/unit usaha syariah sebesar 50 bps sehingga masing-masing menjadi 6,0% dan 4,5%.

Penurunan GWM tersebut diyakini dapat menambah likuiditas perbankan sebesar Rp25 triliun sehingga diharapkan perbankan dapat menya - lur kan kreditnya. Ke depan, BI terus mencermati kondisi pasar keuangan global dan sta - bilitas eksternal perekonomian Indonesia dalam mem pertimbangkan penurunan suku bunga kebijakan sejalan dengan rendahnya inflasi dan perlunya mendorong pertumbuhan ekonomi dalam negeri.

Menurut Perry, strategi operasi moneter tetap diarahkan untuk memastikan ketersediaan likuiditas di pasar uang. Kebijakan makroprudensial juga tetap akomodatif untuk mendorong penyaluran kredit perbankan dan memperluas pembiayaan bagi perekonomian.

“Selain itu, kebijakan sistem pembayaran dan pendalaman pasar keuangan terus diperkuat guna mendukung pertumbuhan ekonomi,” ungkap dia.

Koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait terus dipererat untuk mempertahankan stabilitas ekonomi, mendorong permintaan domestik, serta meningkatkan ekspor, pariwisata, dan aliran masuk modal asing.

(Feby Novalius)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya