JAKARTA - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) telah menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) 2019.
Dalam kesempatan itu, Direktur Utama BEI Inarno Djajadi melaporkan kinerja perusahaan sepanjang tahun 2018.
RUPST tersebut dihadiri 105 pemegang saham atau 99,06% dari jumlah pemegang saham yang memiliki hak suara. Di mana, secara aklamasi, pemegang saham menyetujui Laporan Keuangan Perseroan untuk Tahun Buku 2018.
Baca Juga: Salip Thailand, Transaksi di Bursa Indonesia Jadi yang Tertinggi di ASEAN
Inarno menjelaskan, pada tahun berjalan 2018, BEI mengantongi laba bersih sebesar Rp265 miliar. Realiasi ini mengalami penurunan sekitar 14,5% dibandingkan laba bersih tahun buku 2017 yang sebesar Rp310,17 miliar.
Baca Juga: BEI dan MNC Sekuritas Resmikan Galeri Investasi Pasar Alam Bekasi
Adapun perseroan berhasil membukuan pendapatan usaha sebesar Rp1,35 triliun sepanjang tahun lalu. Angka ini meningkat 12,6% dari pendapatan usaha di 2017 yakni Rp1,20 triliun.
“Secara keseluruhan jumlah total pendapatan perusahaan sebesar Rp1,53 triliun atau meningkat 5,74% dari 2017 yakni Rp1,45 triliun,” ujar Inarno dalam konferensi pers di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (26/6/2019).
Sementara jumlah beban perseroan di 2018 tercatat sebesar Rp1,26 triliun atau meningkat 12,33% dibanding 2017. Menurut Inarno, peningkatan beban ini dipengaruhi oleh kenaikan biaya penyusutan karena adanya Pembaruan Sistem Perdagangan dan Data Centre baru.
"Meski terdapat kenaikan beban, perusahaan tetap berhasil melakukan efektivitas penggunaan anggaran sehingga masih bisa membukukan laba bersih," kata dia.
Baca Juga: IHSG Sepekan Naik 1,04% dengan Transaksi Harian Naik hingga Rp11,3 Triliun
Pada 2018, BEI juga membukukan nilai total aset sebesar Rp6,8 triliun atau mengalami penurunan 18% dari 2017. Hal ini dipengaruhi oleh adanya penurunan piutang penyelesaian transaksi bursa sebesar 44,81%.
Baca Juga: Jenis-Jenis Reksa Dana, Keuntungan dan Risiko
Total kewajiban perusahaan (liabilitas) tercatat sebesar Rp2,9 triliun atau turun 38%, di mana komponen utama penurunan berasal dari liabilitas penyelesaian transaksi bursa. Sedangkan total ekuitas perusahaan tercatat sebesar Rp3,8 triliun atau mengalami kenaikan 7,5% dibandingkan tahun sebelumnya.
(Rani Hardjanti)