Komitmen PLN Berikan Sambungan Listrik Gratis di NTT

Taufik Fajar, Jurnalis
Rabu 10 Juli 2019 20:28 WIB
Ilustrasi: Foto Okezone
Share :

JAKARTA - PT PLN (Persero) berkomitmen memberikan sambungan listrik gratis bagi 11.000 Kepala Keluarga (KK) tidak mampu di daerah Nusa Tenggara Timur (NTT). Hal ini sebagai wujud kepedulian PLN dan meningkatkan rasio elektrifikasi di NTT.

Menurut data PLN yang dikutip, Jakarta, Rabu (10/7/2019), Rasio Elektrifikasi (RE) NTT hingga Maret 2019 sebesar 71%, merupakan yang terendah di Indonesia.

 Baca Juga: Penambahan Pasokan Listrik Diprioritaskan di NTT dan Papua

Untuk mencapai target rasio elektrifikasi sebanyak 90% pada 2019, PLN memberikan bantuan sambung listrik gratis bagi rumah tangga miskin dan tidak mampu.

Provinsi NTT memiliki jumlah rumah tangga sebanyak 1.168.785 rumah tangga (RT). Berdasarkan data TNP2K (Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan), terdapat 24.681 Rumah Tangga Miskin yang terdiri atas 17.259 RT belum berlistrik dan 7.422 RT menyalur.

 Baca Juga: Kejar Target Elektrifikasi NTT, PLN Sambung Listrik Gratis 11.000 Keluarga Tidak Mampu

Sebagai upaya pemerataan rasio elektrifikasi di NTT, maka diprioritaskan untuk melistriki 17.259 RT Miskin Belum Berlistriki yang dibagi menjadi dua tahap.

Tahap pertama diberikan kepada 11.000 RT melalui CSR PLN dan tahap selanjutnya sebanyak 6.529 RT melalui bantuan lain (Sinergi BUMN, CSR Badan Usaha Sektor ESDM, dan lain-lain).

Realisasi Tahap 1 CSR PLN untuk melistriki 11.000 RT Miskin di Provinsi NTT sampai dengan 7 April 2019, telah mencapai 1.219 RT. Selain bantuan sambungan listrik gratis, pemerintah akan memasang lampu tenaga surya home solar system bagi rumah-rumah warga yang tidak memiliki jaringan listrik.

Rahmawati, warga Dusun Rangko mengucap syukur atas bantuan sambung listrik gratis ini. Sebelumnya, ia hanya mengandalkan minyak untuk penerangan dan memasak. Dalam seminggu ia dapat menghabiskan 1 liter minyak.

“Senang sekali ada listrik. Sudah bebas beraktivitas. Biasanya saya pakai lentera. Setengah mati kalau minyak habis, matikan lampunya dulu baru bakar kembali. Pernah juga kayunya habis jadi harus cari kayu pagi-pagi. Sengsara sekali,” tutur Rahmawati.

Tetangganya, Andi Putra, juga merasakan hal yang sama. Dirinya dapat menghabiskan Rp 300.000 sebulan untuk membeli minyak. “Saya sangat bersyukur sekali dengan adanya listrik,” kata Andi.

(Dani Jumadil Akhir)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya