Karena terlalu berat, lanjutnya, semenan atau plur-an itu tidak mampu menahan tiang pancang itu. “Mungkin belom sempat pluringnya bagus, sehingga berat jenis sama berat volume jadi berat total di pierhead menjadikan angkatannya berkurang sehingga itu rubuh,” jelasnya.
Dari hasil analisa Kementerian PUPR dan Komite Keselamatan Konstruksi, ditemukan kelalaian pada tenaga di lapangan. Ada beberapa hal yang dilupakan oleh tenaga yang ada dilapangan sehingga membuat tiang pancang itu roboh.
“Dari analisa yang kita lakukan bersama tim KKK yang dari Bina Konstruksi, rekomendasi yang kita tampilkan adalah betul betul kedisiplinan,” jelasnya.
(Fakhri Rezy)