Menurut Heru, fasilitas yang sudah ada tersebut bisa dimaksimalkan sehingga lebih efektif, sedangkan anggaran BCD dialihkan untuk membangun, mengembangkan, dan memasarkan hasil ekonomi kreatif sehingga lebih luas.
“Tidak perlu bangun baru. Yang diperlukan, sebuah pusat inovasi atau innovation center yang dapat terdistribusi ke seluruh desa atau kecamatan di Indonesia,” ujar Heru hari ini di Jakarta.
Menurutnya, BCD yang bagus akan percuma apabila kontennya tidak ada, sedangkan itu harus dibangun dan diisi dari desa-desa atau sejak tingkat kecamatan. Sebaiknya Bekraf di tingkat pusat hanya untuk koordinasi dan lebih banyak di lapangan.
“Seni budaya seperti bahasa yang hampir punah, kalau digarap secara kekinian dengan kreativitas bisa memberikan kontribusi ekonomi bagi masyarakat dan menjadi aset bangsa. Biarkan startup diurus Kominfo, jangan tumpang tindih karena pekerjaan kreativitas sebenarnya sangat banyak,” tambahnya.
Sambutan Positif
Pelaku industri kreatif menyambut antusias rencana tersebut. Dari kalangan dunia fashion, misalnya, desainer seperti Jeny Tjahyawati, Vivi Zubedi, dan, Dia Demona—founder & creative director Aleza, menilai langkah tersebut bisa mendorong pertumbuhan industri kreatif.
Jeny, misalnya, membayangkan BCD menjadi tempat bagi pekerja kreatif khususnya dalam bidang industri fashion dari hulu ke hilir. “Saya berharap di BCD kelak akan ada sekolah desain fashion, tempat workshop, dan mal besar yang khusus menjual end product dari para desainer ternama Tanah Air,” ujar Jeny.
Desainer asal Malang ini mencontohkan, negara-negara seperti Inggris dan Thailand telah memiliki kawasan khusus bagi para pekerja kreatif. Di kawasan tersebut, para pembeli dari lokal ataupun internasional dapat membeli barang kerajinan dengan mudah. Di Jakarta, menurut Jeny, desainer lokal seperti dirinya harus bersaing dengan desainer luar negeri yang nama labelnya telah mendunia.
“Misalnya jika orang-orang luar negeri ingin membeli baju modest dari para desainer, mereka tahu harus pergi ke mana. Ini juga akan memberi dampak persaingan yang positif bagi para desainer karena mereka di kumpulkan dalam suatu tempat,” ujar pendiri Indonesia Modest Fashion Week ini.
Adapun Dia Demona menilai BCD akan bisa menjadi wadah dan sarana bagi para pekerja kreatif. Di tempat itulah para pekerja kreatif bisa disatukan di satu lokasi dan saling berin teraksi.
“Hal ini akan memberikan banyak inspirasi atau kolaborasi,” ujar Dia.
Dari industri kuliner, Chef Ragil Imam Wibowo menyebut terobosan Bekraf ini bisa menjadi awalan untuk memacu industri kreatif Tanah Air. Kendati demikian, dia berharap pemerintah bisa membangun fondasi yang kuat agar industri kreatif seperti bidang kuliner bisa sustainable .
“Kota kreatif bisa di mana saja. Sekarang ini di daerah terpencil pun dengan adanya internet, anak mudanya banyak yang makin kreatif. Saat research dan kunjungan saya ke Jailolo Halmahera Barat pun sudah ada warung kopi kekinian yang sudah menggunakan alat seduh kopi canggih,” kata pemenang Asian Cuisine Chef of the Year 2018 (Regional) dari ajang penghargaan internasional World Gourmet Summit Award of Excellent 2018 ini.