JAKARTA - Pemerintah menunjuk PT Angkasa Pura I (Persero) untuk menjadi operator dari Bandara Kediri. Sedangkan untuk pembangunannya akan dilakukan oleh PT Gudang Garam Tbk.
Direktur Utama Angkasa Pura I (Persero) Faik Fahmi mengatakan, nantinya skema yang akan dijalankan adalah Kerja Sama Operasi (KSO). Namun saat ditanyai mengenai rinciannya konsesi yang diberikan, Faik enggan menjawabnya.
“Kalau Kediri saya (AP I) nanti sebagai operator, konsepnya kerja sama operasi (KSO)," ujarnya saat ditemui di Kantor Kementerian Koordinator bidang Kemaritiman, Jakarta, Selasa (23/7/2019).
Baca Juga: Pembebasan Lahan Bandara Kediri Rp10 Triliun Belum Beres
Menurut Faik, masih terlalu dini untuk membicarakan masalah operasional Bandara. Sebab saat ini, seluruh pihak masih berfokus untuk penyelesaian pembebasan lahan.
Bahkan Bandara Kediri ini masih belum jelas kapan dilakukan groundbreaking-nya. Apalagi jika harus memprediksi kapan Bandara ini akan beroperasi.
“Tadi enggak bahas sama sekali itu. Itu penyelesaian persoalan tanah dulu aja. Belum ada (target kapan beroperasinya),” jelasnya
Baca Juga: Bebaskan Lahan Bandara Kediri, Menko Luhut Undang Bos AP I hingga Gudang Garam
Faik menambahkan, saat ini masih ada beberapa lahan yang belum dibebaskan. Asal tahu saja, untuk membangun Bandara Kediri ini dibutuhkan lahan sektar 457 hektare (ha), sedangkan berdasarkan data dari pemerintah daerah masih ada sekitar 25-30 hektare yang belum dibebaskan.
“Belum masih ada yang belum (dibebaskan tanahnya). Ya kan butuh wakru proses ya.” ucapnya.
Saat ditanyai alasan mengapa hingga saat ini masih ada lahan yang belum dibebaskan, Faik enggan menjawabnya. Sebab menurutnya, pihak Gudang Garam lah yang memiliki kewenangan untuk menjawabnya.
“Tanya ke Gudang Garam karena saya enggak tahu karena kan saya urusan sebagai operator aja,” kata Faik.
(Dani Jumadil Akhir)