Tercatat kredit bermasalah (non perfprming loan/NPL) Danamon di akhir Juni 2019 mencapai 3,2% turun dari 3,3% secara year on year. Pasca merger dengan PT Bank Nusantara Parahyangan Tbk, perseroan mulai fokus memperluas bisnisnya. Dimana Bank Danamon berpotensi menampung beberapa portofolio tambahan dari BNP yakni perluasan nasabah segmen korporasi.
Menurut Satinder, bank Danamon mampu meraih tambahan kredit dari segmen korporasi BNP sekitar Rp5 triliun-Rp10 triliun. "Di bawah MUFG akan lebih bagus, ditambah sinergi korporasi dari perusahaan Jepang dan global. Dan kelihatannya tahun ini cukup besar," ujarnya.
Meski begitu, Danamon memilih untuk menggarap potensi supply chain financing dari nasabah korporasi. Terutama untuk meningkatkan pertumbuhan dari segmen usaha kecil menengah (UKM) dan konsumer.
"Bukan berbentuk proyek, tapi kredit modal kerja, kredit jangka menengah (midterm loan) dan supply chain. Untuk longterm kami tidak masuk ke situ," imbuhnya.
(Dani Jumadil Akhir)