Harga Minyak Dunia Alami Kenaikan Imbas Ketegangan Iran

, Jurnalis
Jum'at 26 Juli 2019 08:13 WIB
Minyak Mentah (Reuters)
Share :

NEW YORK - Harga minyak dunia naik pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), didukung oleh meningkatnya ketegangan antara Barat dan Iran serta penurunan besar dalam stok minyak mentah AS.

Tetapi kenaikan dibatasi karena kekhawatiran tentang perlambatan pertumbuhan ekonomi dapat mengurangi permintaan bahan bakar.

 Baca juga: Harga Minyak di Asia Naik Tipis Setelah Sempat Anjlok

Melansir laman antaranews, Jakarta, Jumat (26/7/2019), minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman September naik USD0,14 atau 0,25 persen, menjadi menetap pada USD56,02 per barel di New York Mercantile Exchange, setelah mencapai tertinggi di USD56,99.

 

Seminggu setelah Iran menyita tanker berbendera Inggris di Teluk, Inggris telah mulai mengirim kapal perang untuk menemani semua kapal berbenderanya melalui Selat Hormuz, perubahan kebijakan yang diumumkan pada Kamis (25/7/2019) setelah pemerintah sebelumnya mengatakan tidak memiliki sumber daya untuk melakukannya.

 Baca juga: Harga Minyak Dunia Menguat di Tengah Ketegangan AS-Iran

Amerika Serikat, Inggris dan negara-negara lain bertemu di Florida pada Kamis (25/7/2019) untuk membahas cara melindungi pengiriman di Teluk dari Iran.

Arab Saudi, pengekspor minyak utama dunia, juga mendesak pembeli minyak global untuk mengamankan pengiriman energi yang melewati Selat Hormuz, di mana sekitar 20 persen dari pasokan global diangkut setiap hari.

 Baca juga: Harga Minyak Dunia Terus Merosot, Apa Penyebabnya?

Kerajaan juga bertujuan untuk meningkatkan kapasitas pipa timur-barat sebesar 40 persen dalam dua tahun sehingga lebih banyak ekspor minyaknya dapat menghindari melewati Selat Hormuz, menteri energi mengatakan pada Kamis (25/7/2019).

Harga juga didukung oleh penurunan persediaan minyak mentah AS yang mencapai hampir 11 juta barel, jauh di atas ekspektasi analis untuk penurunan 4 juta barel.

“Penarikan kuat hampir 11 juta barel sebagian besar berasal dari Teluk Meksiko, yang berhadapan dengan Badai Tropis Barry. Produksi AS mengalami penurunan terbesar sejak Oktober 2017, tetapi diperkirakan akan rebound kuat minggu depan,” kata Edward Moya, analis pasar senior di OANDA di New York.

"Pelemahan data ekonomi global lebih lanjut mungkin memiliki efek terbatas pada permintaan minyak mentah karenai putaran pelonggaran berikutnya dari ECB, bersama dengan pergeseran Fed ke siklus pelonggaran, akan membantu meningkatkan perekonomian."

Harga minyak telah berada di bawah tekanan dari kekhawatiran tentang pertumbuhan ekonomi global, di tengah tanda-tanda bahaya dari perang perdagangan AS-China yang menggelegar selama setahun terakhir.

Saham-saham AS jatuh pada Kamis (25/7/2019) setelah beberapa laporan laba beragam menunjukkan perlambatan ekonomi global, dan ketika komentar kepala Bank Sentral Eropa (ECB) tentang kebijakan moneter gagal mengesankan investor.

Namun, harapan bahwa Federal Reserve akan mengadopsi kebijakan moneter yang lebih longgar pada pertemuan penetapan suku bunga minggu depan untuk melawan dampak perang perdagangan AS-China, telah membantu indeks utama Wall Street ke tingkat rekor bulan ini.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya