JAKARTA – PT Bank Mandiri (Persero) Tbk berpotensi mengalami kerugian Rp10 miliar terkait gangguan saldo nasabah yang terjadi beberapa waktu lalu. Potensi kerugian berasal dari uang nasabah yang belum mengembalikan kelebihan saldonya.
Managing Director Bisnis dan Jaringan Bank Mandiri Hery Gunardi mengatakan, berdasarkan data dari Bank Mandiri, ada 1,5 juta nasabah yang terkena dampak dari erornya sistem IT tersebut. Dari jumlah tersebut, 3.300 melakukan komplain kepada perseroan baik secara langsung maupun online.
Baca Juga: Jadi Incaran Hacker, BI dan OJK Desak Bank Mandiri Perbaiki Sistem IT
Dari 3.300 nasabah, 2.600 di antaranya merupakan nasabah yang mengalami kelebihan saldo di rekeningnya. Dari jumlah tersebut 10% nya belum mengembalikan kelebihan saldonya.
Adapun perkiraan nominal yang belum dikembalikan adalah mencapai Rp10 miliar. Artinya, jika uang tersebut enggan dikembalikan, maka Bank Mandiri yang harus menanggung uang tersebut.
"Nah jadi yang 2.600 nasabah itu ada beberapa 90% udah kembali. Dan (kerugian) tinggal sekitar 5-10% jumlah di bawah Rp10 miliar," ujarnya di Gedung Ombudsman, Jakarta, Senin (29/7/2019).
Baca Juga: Saldo Nasabah Mandiri Berubah, Ombudsman Pastikan Tak Ada Hacker
Menurut Heri, 2.600 nasabahnya sudah melakukan penarikan ketika saldo nasabah mengalami perubahan. Namun, ketika perseroan menjelaskan secara persuasif, 90% nasabah berkenan untuk mengembalikannya.
"Dari sisi komplain itu kemarin ada sekitar 3.300 nasabah. Sementara yang telah melakukan penarikan (sekitar) 2.600 nasabah," jelasnya.