Dihalangi Uni Eropa, Sawit RI Bebaskan 10 Juta Rakyat dari Kemiskinan

Dani Jumadil Akhir, Jurnalis
Rabu 31 Juli 2019 19:13 WIB
Foto: Darmin soal Sawit (Dok Kemenko)
Share :

Sedangkan dari sisi produktivitas, kelapa sawit mampu memproduksi 6-10 kali dibandingkan minyak nabati lainnya. Sebagai perbandingan, Soybean memiliki produktivitas 0,4 ton/ha, Sunflower 0,6 ton/ha, Rapseed Oil 0,7 ton/ha, sementara Kelapa Sawit 4 ton/ha.

Selain itu dibandingkan komoditas perkebunan lainnya, Menko Perekonomian menganggap kelapa sawit memiliki keunggulan, mengingat sebagian besar dikelola perusahaan besar, maka perkebunan sawit didukung sektor Research and Development (R&D) yang memadai.

“Ini bukan mengenai baik dan benar. Ini masalah keunikan bahwa R&D itu tidak berjalan di komoditas lain seperti karet dan kelapa yang didominasi oleh perkebunan rakyat,” papar Darmin.

Devisa yang kita peroleh dari ekspor kelapa sawit dan turunannya pun sudah ada pada angka USD20 miliar. “Jadi itulah situasinya. Kelapa sawit ini bukan main-main,” sambung Darmin.

Menko Perekonomian Darmin Nasution menerangkan, Indonesia telah menerapkan Indonesian Sustainable Palm Oil System (ISPO) sejak tahun 2011. ISPO dirancang untuk memastikan bahwa kelapa sawit Indonesia dikelola dengan Good Agricultural Practices/GAP sesuai dengan prinsip sosial, ekonomi, dan lingkungan yang berkelanjutan.

“Saat ini kita sedang melakukan proses penguatan ISPO dengan menyiapkan Perpres baru. ISPO yang lama kurang tegas memberikan dukungan ke perkebunan kecil,” ungkap Darmin.

Rancangan Perpres Penguatan ISPO tersebut saat ini sedang dalam tahap harmonisasi di Kementerian Hukum dan HAM untuk kemudian diusulkan pengesahannya ke Presiden.

“Dengan adanya aturan baru ini, perkebunan kecil bisa benar-benar memenuhi standar keberlanjutan,” jelas Darmin.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya