Fakta di Balik Defisit BPJS Kesehatan Bengkak Rp28 Triliun, Iuran pun Naik

Feby Novalius, Jurnalis
Sabtu 03 Agustus 2019 06:15 WIB
Ilustrasi BPJS Kesehatan (Foto: Okezone)
Share :

4. Ada yang Tidak Benar dengan BPJS Kesehatan

Sri Mulyani Indrawati menyatakan, potensi defisit Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan hingga akhir tahun yang mencapai Rp28 triliun karena adanya indikasi fraud atau kecurangan.

Dia menyatakan, indikasi kecurangan itu berasal dari klaim yang berlebihan (overclaim) pada layanan BPJS Kesehatan. Mulai dari data kepesertaan, sistem rujukan antara Puskesmas dengan rumah sakit, hingga sistem tagihan. Itu semua perlu dilakukan perbaikan.

"Masih ada beberapa indikasi kemungkinan terjadi fraud, perlu di-address," ungkapnya.

Dalam hasil audit oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) terdapat beberapa temuan fraud dalam laporan keuangan BPJS Kesehatan.

"Seperti kebijakan yang berhubungan dengan rumah sakit daerah atau kategori rumah sakit ada yang mengaku kategori lebih tinggi, sehingga waktu menagih ke BPJS Kesehatan jadi lebih mahal. itu juga hampir lebih dari 660 rumah sakit di downgrade. Itu sendiri saja sudah bisa hemat berapa banyak, puluhan bahkan ratusan miliar," tuturnya.

5. BPJS Ketenagakerjaan Diminta Bantu BPJS Kesehatan

Wakil Presiden Jusuf Kalla meminta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan dapat mendukung BPJS Kesehatan, yang terus mengalami defisit anggaran, sehingga beban Pemerintah dapat berkurang.

"Kenyataannya, BPJS Ketenagakerjaan mempunyai daya yang cukup besar, sangat besar malah. Di lain pihak, BPJS Kesehatan yang defisit terus menerus. Jadi perlu ada kerja sama yang baik dan mendukung," kata Wapres JK.

6. Iuran Naik, Bagaimana Pelayanannya?

Menurut Direktur Riset Centre of Reform on Economics (Core) Piter Abdullah, besaran iuran memang layak naik. Kenaikan itu bukan untuk menutup defisit, karena naik 100% pun tidak bisa menutup defisit BPJS kesehatan.

"Kenaikan iuran itu lebih untuk menyesuaikan antara layanan kesehatan dengan peran serta dari masyarakat. Saat ini gap antara layanan dengan peran serta masyarakat tersebut terlalu jauh," ujar dia kepada Okezone.

(Feby Novalius)

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya