Jika program ini sukses lanjut Khalawi, proyek selanjutnya akan menyasar komunitas atau kalangan aparatur sipil negara (ASN) dari TNI/Polri. Adapun lokasi pengembangan perumahan TNI/Polri yang berada di Kota Palembang itu, merupakan sumbangan seorang pengembang yang ingin berpartisipasi dalam pengembangan perumahan untuk masyarakat berpenghasilan rendah atau MBR.
"Ada satu pengembang di Palembang, Pak Chandra namanya. Dia punya 100 hektare, dan ingin menyumbangkannya untuk MBR. Padahal harga tanah di situ sudah di atas Rp5 juta per meter. Tapi dia cuma targetkan Rp1 juta per meter, dan dia mau bangun rumah MBR untuk ASN TNI/Polri," jelasnya.
Dengan pengembangan perumahan berbasis komunitas seperti yang dilakukan kepada Komunitas Pemangkas Rambut di Garut dan kalangan ASN TNI/Polri di Palembang itu, Khalawi berharap ke depannya pola semacam ini akan semakin marak.
Sehingga, berbagai komunitas yang ada bisa saling dukung-mendukung dalam hal kepemilikan hunian yang layak, khususnya bagi MBR dan kalangan masyarakat non-fix income melalui berbagai fasilitas pembiayaan.
"Kemudian berbagai mekanisme yang bisa menjangkau para non-fix income, melalui berbagai upaya seperti misalnya perluasan KPR mikro dan lain sebagainya," ujarnya.
(Fakhri Rezy)