JAKARTA - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mendorong pembangunan rumah subsidi berbasis komunitas. Ini menyusul sudah suksesnya pembangunan rumah berbasis komunitas yang menyasar beberapa komunitas tukang cukur rambut asal garut (Asgar).
Direktur Jenderal Penyediaan Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Khalawi Abdul Hamid mengatakan, program ini memiliki banyak potensi yang bisa dimanfaatkan. Apalagi, program rumah subsidi berbasis komunitas ini mendapatkan instruksi khusus dari Menteri PUPR Basuki Hadimuljono.
Baca juga: Harga Naik Rp10 Juta, Menteri Basuki: Permintaan Rumah Subsidi Bertambah
Dia mencontohkan, untuk Komunitas Pemangkas Rambut yang ada di Kabupaten Garut, Jawa Barat. Tercatat ada sekitar tujuh juta orang yang menjadi anggotanya dan tersebar di seluruh Indonesia.
"Coba bayangkan kalau mereka bisa massal membangun perumahan di seluruh kota, itu luar biasa. Bukan lagi sejuta atau dua juta rumah dalam setahun, tapi tujuh juta," ujarnya saat di Kantor Kementerian PUPR, Jakarta, Rabu (5/8/2019).
Baca juga: Harga Baru Rumah Subsidi, Cek di Sini
Mengenai skema pembiayaannya nantinya ada beberapa yang ditawarkan. Seperti misalnya skema Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) melalui bank yang sudah ditunjuk oleh Kementerian PUPR.
Asal tahu saja, lanjut Khalawi, saat ini Bank BTN sudah membaca hal tersebut dengan segera memfasilitasinya dengan kredit tanah maupun konstruksi. Sementara subsidinya pun dibantu oleh fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan atau FLPP, yang juga telah disokong oleh pihak Dirjen Pembiayaan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Kementerian PUPR.
Baca juga: Harga Rumah Subsidi Naik Jadi Rp140 Juta Mulai Juli 2019
"Kita kasih ke Pak Heri (Eko Djoeli Heripoerwanto) subsidinya melalui FLPP. Itu targetnya di Garut tahap awal 500 unit. Itu bagus sekali lokasinya, tempatnya juga indah," ucapnya.