Banjir Sentimen Positif dari Eksternal, Rupiah Menguat ke Rp14.243/USD

Yohana Artha Uly, Jurnalis
Rabu 21 Agustus 2019 17:19 WIB
Ilustrasi: (Foto: Okezone)
Share :

JAKARTA - Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (AS) melanjutkan penguatan pada perdagangan hari ini. Sore ini, Rupiah bergerak di level Rp14.200-an per USD.

Bloomberg Dollar Index pada Rabu (16/8/2019) pukul 16.50 WIB, menunjukkan Rupiah pada perdagangan spot exchange menguat 24 poin atau 0,17% ke Rp14.243 per USD. Hari ini, Rupiah bergerak di kisaran Rp14.230-Rp14.275 per USD.

Sementara itu, YahooFinance mencatat Rupiah menguat 14 poin atau 0,09% ke level Rp14.240 per USD. Mata uang Garuda itu bergerak di kisaran Rp14.220-Rp14.270 per USD.

Sedangkan kurs referensi Bank Indonesia (BI) Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) menunjukkan posisi Rupiah di level Rp14.259 per USD. Menguat dibandingkan penutupan kemarin yang di level Rp14.262 per USD.

Baca Juga: Minat Investor ke Aset Negara Berkembang Meningkat buat Rupiah Menguat

Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim menyatakan, penguatan Rupiah didorong sejumlah sentimen global. Utamanya, pasar masih menantikan keputusan The Fed pada FOMC September mendatang, dan Bank Indonesia (BI) pada esok hari.

Dia menjelaskan, ekonomi AS diperkirakan mengalami resesi, membuat analis memproyeksikan The Fed bakal melanjutkan pelonggaran moneter pada pertemuan FOMC September 2019.

The Fed memang sudah memangkas suku bunga sebesar 25 bps di akhir Juli 2019 ke kisaran 2% hingga 2,25%, menjadi untuk pertama kalinya sejak 2008. Diperkirakan penurunan berlanjut di September, Oktober, dan Desember 2019.

"Selain itu, Jerome Powell diprediksi akan memangkas suku bunga lima kali sebelum April 2020," ujar dia analisisnya, Jakarta, Rabu (21/8/2019).

Baca Juga: Bos BCA Prediksi Suku Bunga BI Takkan Berkutik dari Posisi 5,75%

Selain itu, ekonomi Jerman mengalami perlambatan, yang dierpkirakan terus menyusut selama musim panas karena produksi industri menurun. Itu berarti ekonomi terbesar Zona Euro sekarang dalam resesi menyusul penurunan di kuartal kedua yang dilaporkan minggu lalu.

"Maka Bank Sentral Eropa pada bulan September kemungkinan akan melakukan kebijakan moneter disebabkan oleh perlambatan ekonomi akibat perang dagang dan BREXIT," jelasnya.

Di dalam negeri, ada sentimen dari Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI yang sedang berlangsung. "Pasar menantikan hasil rapat bulanan BI pada hari Kamis (22/8/2019) dalam menentukan suku bunga acuan," katanya.

(Dani Jumadil Akhir)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya