Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim menyatakan, penguatan Rupiah didorong sejumlah sentimen global. Utamanya, pasar masih menantikan keputusan The Fed pada FOMC September mendatang, dan Bank Indonesia (BI) pada esok hari.
Dia menjelaskan, ekonomi AS diperkirakan mengalami resesi, membuat analis memproyeksikan The Fed bakal melanjutkan pelonggaran moneter pada pertemuan FOMC September 2019.
The Fed memang sudah memangkas suku bunga sebesar 25 bps di akhir Juli 2019 ke kisaran 2% hingga 2,25%, menjadi untuk pertama kalinya sejak 2008. Diperkirakan penurunan berlanjut di September, Oktober, dan Desember 2019.
"Selain itu, Jerome Powell diprediksi akan memangkas suku bunga lima kali sebelum April 2020," ujar dia analisisnya, Jakarta, Rabu (21/8/2019).
Baca Juga: Bos BCA Prediksi Suku Bunga BI Takkan Berkutik dari Posisi 5,75%