AUSTRALIA - Kalau Anda tinggal di Australia dan senang makan tempe dan tahu, bersiap-siaplah menghadapi kemungkinan kenaikan harga kedua bahan makanan tersebut.
Kekeringan yang berkepanjang di Australia yang sebelumnya menyebabkan naiknya harga roti, susu dan daging, sekarang juga mempengaruhi harga kedelai, bahan utama untuk pembuatan tahu dan tempe.
Baca juga: Transaksi Tunai Lebih Rp100 Juta di Australia Akan Didenda hingga Masuk Penjara
Mengutip laman ABC News, Kamis (29/8/2019), kekeringan di beberapa daerah yang menjadi pusat produksi kedelai menyebabkan produksi sangat berkurang, sementara permintaan semakin meningkat.
Menurut seorang pedagang kedelai, harga satu ton kedelai yang berkisar sekitar 400 dolar Australia sampai 500 dolar Australia (sekitar Rp4 juta sampai Rp5 juta) selama tiga tahun terakhir, sekarang naik menjadi Rp15 sampai Rp 16 juta per ton.
Baca juga: Dapat Bansos Rp380 Ribu/Hari, Warga Miskin Australia Hanya Bisa Makan Sekali
Menurut Shane Causley, seorang petani kedelai di negara bagian New South Wales, saat ini harga satu ton kedelai di pasar internasional hanya sekitar Rp4,5 juta, sementara harga kedelai Australia diperdagangkan sekitar Rp10 juta per ton.
Selain menjadi bahan untuk tahu dan tempe, makanan yang disukai oleh warga Asia di Australia, susu kedelai juga minuman yang semakin populer menjadi pengganti susu dari hewan, dan penelitian yang dilakukan Roy Morgan Research juga mengatakan bahwa minuman yang dibuat dati kedelai semakin popular dibandingkan minuman energi.