Namun masalah sempat terjadi ketika ada penyakit pandemic flu burung yang menyerang. Langkah perbaikannya dengan tidak diperbolehkan lagi ada pemotongan unggas di pasar.
"Nah tidak itu aja kan. Ketika tahun 2014 ada flu burung kan, nah sejak itu tidak boleh lagi ada pemotongan unggas di pasar. Semua penjualan unggas harus dalam bentuk frozen atau seal," katanya.
Pemerintah Hangzhou juga meminta semua pasar tradisional melakukan transformasi digital dengan semua makanan yang dijual di wet market harus higienis, harus bisa dilacak hingga ke sumbernya.
"Selain itu ada klinik atau laboratorium untuk inspeksi makanan, inspeksi produknya secara gratis dan secara transparan. Kita juga bisa lihat bahwa pasar sudah big data mereka sudah menganalisa penjualan supaya mereka tahu apa yang diminati masyarakat, kebutuhan apa supaya tahu apa yang dibutuhkan masyarakat karena mereka akan berkompetisi dengan supermarket yang modern," tuturnya.
Setiap pasar di Hangzhou sudah memiliki laboratorim untuk inspeksi makanan. Sejak 2014 juga pelanggan bisa berbelanja produk dari pasar segar yang bisa dianter ke rumah menggunakan platform Alibaba.
Berikut standarisasi operasional pasar tradisional agar naik kelas:
- Produk unggas tidak hanya harus dijual dalam lemari pendingin, namun di tiap cekernya memiliki tanda QR Code. Saat di-scan, bisa dilacak perjalanan unggas dari peternakan, rumah potong hingga ke pasar juga info tentang unggasnya seperti berat serta tanggal dan jam pemotongan.
- Di masing-masing gerai terdapat layar yang menampilkan foto dan indentitas pemilik toko, surat izin, harga eceran yang disarankan, status inspeksi BPOM dari produk yang dijual.
- Kantong plastik yang digunakan menggunakan bahan yang mudah terurai sehingga ramah lingkungan
(Rani Hardjanti)