Sejalan dengan itu, sumber daya kelautan dan perikanan harus dijaga keberlanjutannya. Salah satunya dengan membuat regulasi untuk membatasi eksploitasi ikan dan sumber daya laut lainnya. “Kita semua harus berprinsip sama. Pembatasan dan larangan dalam hal sumber daya alam yang dapat diperbaharui hasilnya itu cuma satu, more productive,” tegasnya.
OIeh karena itu, ia mengatakan bahwa penggunaan cantrang harus dihentikan. Alat tangkap cantrang yang banyak tersebar di pantura Jawa saat ini panjangnya mencapai 2.000 meter sehingga menyapu dasar laut Jawa yang dalamnya tak lebih dari 100 meter. Akibatnya, sejumlah perikanan seperti udang, simping, dan rajungan hilang dari Pantura. Tak hanya itu, profesi penjual rajungan yang dulunya banyak terdapat di pinggir jalan pun turut menghilang.
“Keberlanjutan ini menjadi dasar yang penting. Cantrang harus kita stop. Di sinilah LIPI harus masuk untuk memback-up bersama, membuat justifikasi bahwa there is no way to continue dengan alat tangkap cantrang,” ujarnya.
Keberlanjutan ikan juga sangat penting untuk memenuhi kebutuhan protein masyarakat Indonesia. Hal ini terutama untuk menghadapi surplus demografi yang diperkirakan terjadi pada tahun 2040. Protein dan asupan omega dari ikan akan meningkatka IQ SDM Indonesia agar dapat menjadi manusia-manusia yang unggul.
“Ikan ini sangat penting menjadi sumber protein bagi bangsa kita. Ke depan, teknologi akan masuk menggantikan banyak tenaga tenaga kerja konvensional. Persaingan kualitas manusia SDM ini akan menjadi penentu Indonesia dalam memenangkan persaingan global,” ucap Menteri Susi.
Ia berharap, dalam hal ini LIPI dapat membantu untuk menerangkan pentingnya menjaga keberlanjutan sumber daya ikan kepada masyarakat, peaku usaha, maupun pemangku kebijakan. “Di sinilah sains, riset harus membuat telaahan dan paparan yang bisa masuk kepada para pemangku kebijakan supaya semua pihak dapat mengerti akan hal ini,” tandasnya.
(Fakhri Rezy)