LONDON - OPEC memangkas perkiraan pertumbuhan permintaan minyak dunia pada 2020, karena perlambatan ekonomi. Kelompok produsen minyak menyoroti perlunya upaya berkelanjutan untuk mencegah melimpahnya minyak mentah baru.
Baca Juga: Sikapi Keputusan Presiden Donald Trump, Harga Minyak Turun Tipis
Dalam laporan bulanan, Organisasi Negara Pengekspor Minyak tersebut mengatakan permintaan minyak di seluruh dunia akan meningkat 1,08 juta barel per hari atau lebih besar dari perkiraan sebelumnya sebanyak 60.000 barel per hari. Ini mengindikasikan pasar akan surplus minyak nantinya.
Prospek lebih lemah di tengah perang dagang AS-China dan Brexit dapat menekan OPEC dan sekutunya untuk mempertahankan atau menyesuaikan kebijakan dalam memangkas produksi. Guna menindaklanjuti hal itu, negara produsen minyak seperti Irak akan membahas apakah pemotongan lebih dalam diperlukan.
OPEC dalam laporannya, menurunkan perkiraan pertumbuhan ekonomi dunia pada 2020 dari 3,2% menjadi 3,1% dan peningkatan permintaan minyak tahun depan akan diimbangi oleh pertumbuhan yang kuat dalam pasokan dari produsen saingan seperti Amerika Serikat.
Baca Juga: Harga Minyak Naik 2% Merespons Komitmen Putra Raja Salman
"Ini menyoroti tanggung jawab bersama dari semua negara produsen untuk mendukung stabilitas pasar minyak, untuk menghindari volatilitas yang tidak diinginkan dan potensi ketidakseimbangan pasar," kata laporan itu, dikutip dari Reuters, Kamis (12/9/2019).
Rusia dan produsen lain sejak 1 Januari telah menerapkan kesepakatan untuk memangkas produksi sebesar 1,2 juta barel per hari.
Harga minyak LCOc1 memangkas kenaikan sebelumnya setelah laporan dirilis untuk duduk di bawah USD63 per barel. Terlepas dari pemangkasan yang dipimpin OPEC, minyak telah jatuh dari puncak 2019 April di atas USD75, tertekan oleh kekhawatiran perdagangan dan perlambatan ekonomi.
Laporan itu mengatakan persediaan minyak di ekonomi industri jatuh pada Juli, sebuah perkembangan yang bisa meredakan kekhawatiran OPEC atas kemungkinan kelebihan pasokan. Meski begitu, stok pada Juli melebihi rata-rata lima tahun - sebuah tolok ukur pengawasan ketat OPEC, sebesar 36 juta barel.
(Feby Novalius)