JAKARTA - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menargetkan produksi minyak Indonesia mencapai 1 juta barel per hari di 2030. Sejumlah strategi pun disusun untuk mencapai target tersebut.
Padahal produksi minyak Indonesia tercatat pernah mencapai puncaknya sebesar 1,7 juta barel per hari si sekitar tahun 1976-1977. Namun tren produksi terus mengalami penurunan hingga pada akhirnya sejak tahun 2005 produksi berada dibawah 1 juta barel per hari.
Baca Juga: Produksi Minyak Turun, Menteri Jonan: Industri Migas Wajib Ikuti Zaman
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto menyatakan, untuk saat ini rata-rata produksi minyak Indonesia berkisar 755-800 ribu barel per hari. Maka agar menjadi 1 juta barel per hari perlu ditemukannya cadangan minyak baru yang cukup besar atau biasa disebut giant discovery.
Saat ini pihaknya sudah menargetkan 10 area potensial giant discovery yakni Sumatera Selatan, Sumatera Utara, Sumatera Tengah, Tarakan Offshore, North East Java-Makassar Strait, Kutai Offshore, Buton Offshore, Northern Papua, Bird Body Papua, dan Warim Papua.
"Karena enggak mungkin mencapai 1 juta barel per hari kalau enggak temukan giant discovery," ujarnya di Kantor Sindo, Jakarta, Senin (21/10/2019).
Baca Juga: Proses Pengajuan Fiskal Impor Barang Usaha Hulu Migas Kini Jadi 15 Hari
Namun, temuan cadangan minyak yang besar itu perlu diiringi dengan investasi yang besar. Oleh sebab itu, upaya untuk memikat investor besar terus dilakukan. Pemerintah sendiri melakukan pemangkasan aturan atau deregulasi guna mempercepat proses perizinan yang selama ini menjadi keluhan investor.