JAKARTA – PT Bank Mandiri (Persero) Tbk mengantongi laba bersih sebesar Rp20,3 triliun di kuartal III-2019. Realiasi itu tumbuh 11,9% dari periode yang sama di tahun lalu sebesar Rp18,1 triliun.
Laba bersih hingga akhir September 2019 tersebut, ditopang pertumbuhan penyaluran kredit sebesar 7,78% menjadi sebesar Rp841,9 triliun. Tahun lalu pada akhir September, penyaluran kredit Bank Mandiri sebesar Rp781,1 triliun.
Baca Juga: Erick Thohir Punya 2 Wamen BUMN, Apa Tugasnya?
"Pertumbuhan kredit secara rata-rata cukup baik dengan mencapai 11%, namun secara ending sekitar 7%," ujar Direktur Bisnis dan Jaringan Bank Mandiri Hery Gunardi dalam konferensi pers di Mandiri Plaza, Jakarta, Senin (28/10/2019).
Pertumbuhan kredit tersebut dibarengi dengan perbaikan kualitas rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL). Pada kuartal III-2019 Bank Mandiri mencatat NPL gross sebesar 2,53%, turun 48 basis point (bps) dari periode yang sama tahun lalu sebesar 3,01%.
Perbaikan ini membuat bank pelat merah tersebut menurunkan biaya cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) bank pelat merah tersebut sebesar 6,27%. Menurutnya, otomatisasi dan digitalisasi mendorong pertumbuhan kredit dan perbaikan kualitas kredit, serta pengendalian operasional.
"Metode ini mampu menjadikan pertumbuhan bisnis Bank Mandiri lebih sustain dan berkualitas sehingga mampu meberikan nilai tambah yang jauh lebih baik bagi pemegang saham,” kata Hery.