Harga Emas Berjangka Turun Imbas Ketidakjelasan Kesepakatan Dagang AS-China

Adhyasta Dirgantara, Jurnalis
Rabu 13 November 2019 09:20 WIB
Harga Emas (reuters)
Share :

NEW YORK - Harga emas berjangka mengalami kejatuhan ke level terendahnya dalam 3 bulan. Sementara itu, Presiden AS Donald Trump gagal memberikan informasi tentang kesepakatan perdagangan dengan China dalam pidatonya.

Melansir Reuters, New York, Rabu (13/11/2019), harga emas di pasar spot turun 0,1% ke USD1.453,70 per ons. Di mana pada pergerakannya sempat menyentuh level terendah sejak 5 Agustus sebelumnya.

Sementara itu, emas berjangka AS ditutup turun 0,2% ke USD1.453,7.

 Baca juga: Harga Emas Berjangka Ditutup Melemah

"Masalah untuk emas saat ini adalah imbal hasil (Treasury) telah meningkat, probabilitas bahwa Federal Reserve akan mengetat (kebijakan moneter) telah turun dan pasar ekuitas telah kembali dengan sangat baik," kata Bart Melek, kepala strategi komoditas di TD Securities .

Bahkan, menurutnya setiap pengurangan dalam perilaku agresif di garda terdepan perdagangan justru akan mendorong investor menjauh dari emas.

 Baca juga: Emas Antam Turun Lagi Jadi Rp741.000/Gram

Saham dunia dan imbal hasil obligasi pemerintah naik tipis, sementara indeks S&P 500 dan Nasdaq naik ke rekor tertinggi.

Lebih-lebih, pasar sedang menunggu keputusan jaminan pada perjanjian perdagangan Sino-AS dan untuk setiap keterlambatan dalam keputusan tentang tarif mobil Eropa oleh Trump di Economic Club of New York.

  Baca juga: Harga Emas Berjangka Naik Tipis, Tertahan Konflik Dagang AS-China

"Ada optimisme yang dijaga (di pasar) dan kami mementingkan pada gagasan bahwa akan ada beberapa kesepakatan yang dilakukan. Tapi mungkin tidak selengkap yang diperdebatkan oleh kedua belah pihak," tambah Melek.

Namun, lagi-lagi Trump membidik The Fed untuk kebijakan suku bunganya dalam pidato yang sangat dinanti-nantikan yang tidak memberikan perincian baru tentang perang dagang yang tidak berkesudahan antara pemerintahannya dengan China.

Pasalnya, emas dianggap sebagai penyimpan harta yang paling aman selama ketidakpastian ekonomi dan politik terjadi. Ini telah meningkat sekitar 13% sepanjang tahun ini di tengah kekhawatiran mengenai resolusi perdagangan AS-China dan pelonggaran kebijakan moneter oleh bank sentral global.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya