JAKARTA - Presiden Joko Widodo berpesan kepada para pengusaha untuk mengelola batu bara dengan baik dan ramah lingkungan. Pasalnya dalam berbagai kesempatan, dirinya selalu mendapatkan pesan khusus dari beberapa pemimpin dunia tentang bara.
Sebagai salah satu contohnya dalam pertemuan ASEAN Summit di Bangkok Thailand yang mana dirinya ditegur langsung oleh Sekretaris Jenderal (Sekjen) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guiterez. Saat itu, Antonio berpesan agar Indonesia berhati-hati dalam penggunaan batu bara.
Baca juga: Harga Acuan Batu Bara Naik 1,04% Jadi USD72,6 per Ton
"Ini cerita sedikit, di Bangkok kemarin saat ASEAN summit, saya ketemu dengan sekjen PBB Antonio G disampaikan kepada saya, Presiden Jokowi hati-hati urusan pertambangan. Hati-hati dengan keputusan batubara," ujarnya dalam acara Indonesia Mining Awards di Hotel Ritz Carlton SCBD, Jakarta, Rabu (20/11/2019).
Saat itu lanjut Jokowi, dirinya diajak oleh Antonio untuk memulai mendorong kepada penggunaan Energi Baru Terbarukan (EBT). Karena, penggunaan EBT ini juga ternyata mulai dijalankan beberapa negara di dunia untuk pembangkit listrik.
Baca juga: Limbah Batu Bara Ternyata Bisa Dimanfaatkan untuk Produk Industri
"Nanti kalau kita sudah switch ke energi yg terbarukan baik yang sedang kita coba, kita laksanakan angin di Sidra, kemudian hidropower yang besar beberapa sudah kita jajaki, di sungai kaya Kaltara itu baru kelihatan kapan kita berbelok. Atau yang berkaitan dengan geotermal yang memiliki potensi 29 ribu megawatt yang baru digunakan belum ada 2ribu megawatt. Arahnya ke sana," jelasnya.
Tak hanya Antonio, Mantan Gubernur DKI Jakarta ini juga sempat ditegur oleh Managing Director IMF Christalina. Dirinya diminta untuk mengembangkan pembangkit listrik dengan menggunakan EBT. Jawaban yang sama pun diberikan oleh Jokowi kepada bos IMF tersebut.
Baca juga: ESDM Patok Harga Batu Bara Acuan Juni USD81,48 /Ton