JAKARTA - PT Terregra Asia Energy Tbk (TGRA) angkat suara soal pemberhentian sementara perdagangan saham atau suspensi yang terjadi pada perseroan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI). Saham TGRA memang terus anjlok hingga akhirnya berada di harga Rp158 per lembar saham.
Corporate Secretary Terregra Asia Energy Christin Suwito menyatakan, anjloknya saham perseroan memang murni karena pergerakkan pasar. Namun hal itu tak terlepas dari kabar yang beredar bahwa saham TGRA dimiliki oleh investor kawakan Benny Tjokrosaputro.
Isu yang beredar tersebut menurutnya memberikan sentimen negatif sehingga investor TGRA melakukan aksi jual saham. Dirinya pun dengan tegas menepis kabar tersebut dan memastikan tak ada nama Benny Tjokro dari kepemilikan saham TGRA.
"Sejak IPO di Mei 2019 pergerakkan harga saham stabil, tidak pernah menyentuh harga terendah saat ini. Isu yang berkembang di masyarakat, kami dikaitkan ke pemilik saham Benny Tjokro, setelah kami cek enggak satu lembar pun milik dia. Dari awal kami memang stay away dari nama-nama yang agak ngeri di capital market," jelasnya dalam paparan publik di Gedung BEI, Jakarta, Jumat (22/11/2019).
Baca Juga: Saham Terjun Bebas, BEI Suspensi Terregra Asia Energy
Christin menyatakan, secara fundamental kinerja perusahaan terjaga dengan baik, sehingga diharapkan suspensi saham TGRA bisa segera dibuka dan dapat kembali diperdagangkan oleh para investor.
"Kalau dilihat dari rasio harga, saham Terregra sudah sangat murah. Kami berharap suspensi saham bisa segera dibuka," katanya.
Sementara itu, Direktur Keuangan Terregra Asia Energy Kho Sawilek memaparkan, kinerja keuangan perseroan membukukan laba usaha sebesar Rp1,08 triliun per September 2019. Realisasi itu meningkat 154% dari kinerja di September 2018 yang sebesar Rp428 juta.