NEW YORK - Bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street mengakhiri perdagangan Jumat pada level lebih rendah, karena perselisihan perang dagang memicu kecemasan investor tentang perdagangan. Selain itu, saham perusahan ritel merosot karena penjualan di Black Friday kurang menguntungkan.
Dow Jones Industrial Average turun 112,59 poin, atau 0,4% menjadi 28.051,41, S&P 500 kehilangan 12,65 poin atau 0,40% menjadi 3.140,98 dan Nasdaq Composite turun 39,70 poin, atau 0,46% menjadi 8.665,47.
Baca Juga: Wall Street Ditutup Cetak Rekor Baru
China mengancam akan membalas sikap AS yang membuat undang-undang untuk mendukung pemrotes yang pro-demokrasi di Hong Kong. China menyiapkan langkah potensial termasuk melarang penyusun undang-undang dari daratan China, Hong Kong dan Makau.'
Kemudian, sebuah laporan Reuters yang didapat dari dua sumber mengatakan bahwa pemerintah AS dapat memperluas kekuatannya untuk menghentikan lebih banyak pengiriman produk ke Huawei China. Dengan sikap mendukung pemrotes di Hong Kong, itu menunjukan sikap frustrasi bahwa daftar hitam gagal untuk mengakhiri pasokan ke pembuat peralatan telekomunikasi terbesar di dunia itu.
Baca Juga: Menanti Rilis Data Ekonomi AS, Wall Street Dibuka Menguat
Sementara itu, melemahnya pasar saham juga disebabkan beberapa hal, di antaranya pedagang mengambil hari libur di Perayaan Thanksgiving AS. Lalu kemungkinan investor menunggu data ekonomi soal laporan pekerjaan yang akan keluar minggu depan dan angka awal untuk musim belanja di liburan akhir tahun.
Laporan spot check pada pengecer di seluruh negeri menunjukkan lebih sedikit orang berbelanja dibanding tahun-tahun sebelumnya yang berbaris di luar toko pada awal Black Friday. Ini menunjukkan bahwa pembelian online mungkin telah mengurangi hari belanja terbesar di Amerika. Demikian dikutip dari Reuters, Sabtu (30/11/2019).
Sektor ritel S&P 500 turun 0,8%, dengan Kohl's Corp turun 2,7% dan Gap turun 1,8%. Pengecer teratas Walmart Inc naik 0,3% sementara Costco turun 0,3% dan pengecer elektronik Best Buy Co Inc juga turun.
Saham Tech Data Corp melonjak 12,3% karena perusahaan ekuitas swasta Apollo Global Management menaikkan tawaran untuk distributor peralatan teknologi informasi AS menjadi sekitar USD5,14 miliar.
(Feby Novalius)