"Saya berharap mereka (milenial) juga jadi pimpinan-pimpinan ke depan, tapi jadi dirut BUMN jangan yang usia 70 tahun atau 65 tahun, kalau bisa di usia 46 tahun. Seperti Wamen BUMN, Pak Tiko (Kartika Wirjoatmodjo) lebih muda dari saya. Nah kami coba upgrade hal-hal seperti itu," kata dia.
Baca Juga: Pembentukan Anak Usaha BUMN Dimoratorium, Ini Ternyata Tujuannya
Meski menginginkan banyaknya peran milenial, Erick menekankan, bukan berarti peran para senior di perusahaan BUMN tidak diperlukan. Kata dia, para senior bisa menjadi guru bagi para generasi muda di dalam mengelola perusahaan.
"Tetap yang para senior kami jaga karena menjadi mentor yang bagus, banyak sekali figur-figur yang bagus, di komisaris maupun di kementerian BUMN. Tapi yang mendobrak, yang kerja biar yang mudaan sajalah," kata dia.
(Feby Novalius)