JAKARTA - Menggantikan Baht Thailand yang memiliki kinerja terbaik tahun lalu, mata uang Rupiah digagas akan menempati posisi puncak di tahun ini. Hal ini didukung oleh kerja sama investasi yang terjalin antara Indonesia dengan berbagai negara.
Melansir Bloomberg, Senin (20/1/2020), obligasi mata uang lokal kini menawarkan imbas hasil 5% hingga 8%. Angka ini merupakan prospek yang memikat bagi investor yang ingin melakukan carry trade yang berupaya memanfaatkan perbedaan suku bunga kedua negara.
Baca Juga: Tak Sejalan dengan IHSG, Rupiah Dibuka Melemah Tipis di Rp13.653/USD
Sedangkan bila para investor berani untuk mengeksekusi tanpa melindungi nilai mata uang, mereka akan mendapat imbalan lebih besar jika nilai Rupiah terus naik. Rupiah sendiri telah berjuang selama tujuh minggu berturut-turut karena imbas hasil yang ditawarkan oleh obligasi pemerintah untuk memikat carry traders. Sedangkan bank sentral mengatakan nilai ini akan memungkinkan kenaikan lebih lanjut.
Di lain sisi, para pembuat kebijakan terus berusaha untuk membatasi kenaikan mata uang guna mendukung ekspor. Namun Bank Indonesia pada 10 Januari lalu menegaskan akan menahan diri dari pembatasan kekuatan rupiah selama itu mencerminkan peningkatan ekonomi dan volatilitas dapat dikelola.