Diberi Hak Tanpa Batas, Mengapa Sejumlah Karyawan 'Malas' Ambil Cuti?

, Jurnalis
Minggu 26 Januari 2020 17:17 WIB
Kerja (Foto: Shutterstock)
Share :

JAKARTA - Kebijakan cuti tak terbatas dikritik karena justru mendorong karyawan menghindari liburan. Lantas apakah aturan minimum jumlah hari cuti merupakan solusi terbaik bagi para pekerja?

Melansir BBC Indonesia, Jakarta, Minggu (26/1/2020), pada tahun 2014, kepemimpinan di Buffer, perusahaan pengelola media sosial, menyadari sesuatu yang aneh. Meski kebijakan cuti tak terbatas mereka terapkan sejak 2012, karyawan mereka hampir tidak pernah berlibur.

Baca Juga: Anda Perlu Cuti Kerja Bila Alami 7 Tanda Ini

Untuk mendorong pekerja mereka lebih sering cuti, Buffer, yang memiliki pegawai yang bekerja dari jarak jauh dari berbagai negara, terutama Amerika Serikat dan Inggris, memberikan sebuah insentif.

Ganjaran bagi karyawan Buffer yang cuti itu berupa bonus tahunan sebesar USD1000 atau Rp13 juta, ditambah sekitar Rp6,5 juta per pasangan atau anggota keluarga dari pegawai tersebut.

Ketentuan itu gilang-gemilang. Karena saking suksesnya, program itu menguras kas perusahaan. Buffer mencabut kebijakan itu Juni 2016.

Baca Juga: Gila Kerja, Pekerja Jepang Jarang Ambil Cuti Tahunan

Akhir 2016, Buffer mengubah taktik. Alih-alih menawarkan cuti tanpa batas, mereka mendorong karyawan mengambil cuti minimum 15 hari kerja per tahun.

Menggunakan perencanaan online, karyawan memasukkan permintaan cuti. Pada medium yang sama, staf personalia melacak jumlah hari cuti pegawai melalui kalender kolektif.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya