Menurut data hingga Selasa, tingkat pertumbuhan kasus baru virus korona di China telah melambat ke level terendah sejak 30 Januari. Namun, para pakar internasional tetap berhati-hati dalam memprediksi kapan virus korona ini akan berakhir.
"Laporan dari China menunjukkan pengurangan jumlah kasus baru virus korona," kata Presiden Ritterbusch and Associates di Galena, Illinois Jim Ritterbusch,
Sekadara catatan, pembatasan perjalanan ke dan dari China telah mengurangi penggunaan bahan bakar. Dua kilang terbesar China mengatakan mereka akan mengurangi pemrosesan sekitar 940.000 barel per hari (bpd) sebagai akibat dari penurunan konsumsi atau sekitar 7% dari proses pengolahan 2019 mereka.
Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) pun memangkas perkiraan pertumbuhan global dalam permintaan minyak karena coronavirus sebesar 230.000 barel per hari, penilaian yang cukup sederhana dibandingkan dengan peramal lainnya.
Di sisi lain, Pemerintah AS pada hari Selasa memangkas perkiraan pertumbuhannya untuk tahun ini sebesar 310.000 barel per hari.
Kekhawatiran pasar akan virus korona telah menekan harga minyak Brent dan WTI ke level terendah dalam 13 bulan pada hari Senin. "Jelas, perkembangan yang sedang berlangsung di China membutuhkan pemantauan dan penilaian yang berkelanjutan," kata OPEC.
(Dani Jumadil Akhir)