Aksi Pemerintah dan Peritel dalam Menjaga Harga Masker di Tengah Wabah Korona

Vania Halim, Jurnalis
Sabtu 07 Maret 2020 07:07 WIB
Masker (Okezone)
Share :

JAKARTA - Sejumlah masker dan cairan pencuci tangan atau hand sanitizer ludes terjual di pusat perbelanjaan. Hal ini usai pemerintah mengumumkan bahwa Indonesia positif terserang wabah virus korona atau Covid-19.

Menyikapi hal tersebut, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy Mandey mengatakan, pihaknya sudah melakukan pemesanan kepada supplier dan distributor untuk menambah jumlah masker dan hand sanitizer. Dirinya mengakui sejak ada pengumuman tersebut, sejumlah toko penjual masker dan hand sanitizer terus membludak.

“Sampai hari ini pembelian masker dan sanitizer di beberapa peritel anggota Aprindo memang melonjak dan pemesanan terus berlangsung juga kepada supplier atau distributor,” ujarnya.

 Baca juga: Ada Wabah Virus Korona, Ini Barang-Barang yang Diborong Masyarakat Dunia!

Berikut Okezone sudah mengumpulkan fakta mahal dan langkanya masker, Sabtu (7/3/2020) :

1. Masker yang Dijual Peritel Tidak Akan Mengalami Kenaikan Harga

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy Mandey menjelaskan masker yang dijual oleh peritel tidak akan mengalami kenaikan harga. Sebab, harga yang dijual ke pasaran masih akan tetap menyesuaikan dengan harga beli dari pabrik.

“Untuk harga masker tersebut, tidak akan ada kenaikan harga pada peritel Aprindo. Selagi tidak ada perubahan harga dari pabrik atau distributor,” ujar Roy.

2. Satgas Pantau Harga Masker dan Hand Sanitizer

Ketua Satuan Tugas (Satgas) Pangan Daniel Tahi Monang Silitonga mengatakan, ada sejumlah daerah yang melakukan penimbunan bahan pokok, masker hingga cairan pembersih tangan atau hand sanitezer. Misalnya adalah daerah Jakarta dan Surabaya.

 Baca juga: Antisipasi Virus Korona, Menteri BUMN Minta Swasta Turun Bantu Rakyat

"Sampai saat ini ada beberapa daerah melakukan pemeriksaan di Jakarta dan Surabaya dan ini masih batas di pemeriksaan dan mereka sudah membeli bahan barang ini dengan harga mahal yang di atas harga eceran tertinggi (HET)," ujarnya.

3. Pedagang yang Tertangkap Menaikkan Harga Akan Ditindak

Ketua Satuan Tugas (Satgas) Pangan Daniel Tahi Monang Silitonga menerangkan pihaknya akan melakukan pengawasan di daerah-daerah untuk memantau harga agar tetap terkendali. Sehingga dirinya meminta kepada masyarakat untuk tenang dan tidak melakukan panic buying.

"Semua hasil pengecekan kita di lapangan masih keadaan terkendali, keadaan pangan masih terkendali dan terkontrol, pasokan masih ada dan distribusi masih terlaksana dengan baik," ungkap Daniel.

Selain itu lanjut Daniel, pihaknya juga akan melakukan koordinasi dengan para asosiasi di daerah. Koordinasi dilakukan untuk memastikan ketersediaan stok kebutuhan pokok yang ada di daerah-daerah.

"Kami langsung koordinasi untuk mengecek ketersediaan pangan dan pasokan pasokan terhadap seluruh retel, seluruh pasar yang ada," jelasnya.

4. Belum Ditemukan Pelanggaran Persaingan Usaha

Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) sedang melakukan penelitian terkait kelangkaan masker di pasar. Hal itu terjadi setelah keluarnya pernyataan resmi terkait dua warga Indonesia positif terjangkit virus korona (Covid-19).

"Sebelum tahu ada pengumuman dari Presiden Jokowi ini, kami sudah lakukan penelitian terkait kelangkaan masker. Kami berikan porsi untuk ini karena menyangkut hajat banyak. Ini sudah produk penelitian, ini tahap pertama sebelum penyelidikan dan pemberkasan dan masuk ke tahap persidangan," ujar Komisioner KPPU Guntur Syahputra Saragih.

Dia menjelaskan dari hasil penelitian KPPU, saat ini belum ditemukan adanya pelanggaran persaingan usaha. "Jadi, sampai kemarin ekspose, kami belum temukan pelanggaran kartel dan lainnya," ungkap dia.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya