Harga Minyak Anjlok 4% karena Virus Korona, Arab Saudi Genjot Produksi

Taufik Fajar, Jurnalis
Kamis 12 Maret 2020 08:18 WIB
Minyak (Foto: Okezone.com/Shutterstock)
Share :

NEW YORK - Harga minyak turun 4% pada penutupan perdagangan Rabu waktu setempat (Kamis pagi WIB) setelah Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan wabah virus korona atau coronavirus sebagai pandemi global di tengah produsen minyak utama mengumumkan rencana untuk meningkatkan perang harga yang sedang berkembang.

Melansir Reuters, Jakarta, Kamis (12/3/2020), harga minyak mentah Brent ditutup turun USD1,43, atau 3,8% ke level USD35,79 per barel, sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS berakhir turun USD1,38 atau 4% menjadi USD32,98.

Baca Juga: Harga Minyak Anjlok, Sempat Tembus Level USD27,34/Barel

Aset berisiko anjlok sepanjang hari, mempercepat kerugian setelah jumlah kasus virus korona meningkat dan banyak negara membatasi perjalanan.

"Apa yang menyebabkan penurunan harga minyak pada menit-menit terakhir sebelum pasar minyak tutup adalah ketika pasar saham membuat posisi terendah baru," kata Phil Flynn, analis di Price Futures Group di Chicago.

Baca Juga: WHO Tetapkan Virus Korona Sebagai Pandemi, Wall Street Jatuh

"Berita tentang coronavirus tampaknya tidak menginspirasi harapan permintaan saat ini."

Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan Administrasi Informasi Energi AS (EIA) memangkas perkiraan permintaan minyak karena wabah virus korona karena mereka sekarang melihat permintaan berkontraksi pada kuartal ini.

Sementara itu, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab mengumumkan rencana untuk meningkatkan kapasitas produksi setelah jatuhnya pengurangan produksi terkoordinasi oleh Arab Saudi, Rusia dan lainnya. Kementerian energi Saudi telah mengarahkan produsen Saudi Aramco untuk meningkatkan kapasitas produksinya menjadi 13 juta dari 12 juta barel per hari (bph).

Perusahaan minyak nasional UEA ADNOC juga mengatakan akan meningkatkan pasokan minyak mentah menjadi lebih dari 4 juta barel per hari pada April dan mempercepat rencana untuk meningkatkan kapasitas produksinya menjadi 5 juta barel per hari, target yang sebelumnya direncanakan akan dicapai pada 2030.

"Strategi kejutan dan kagum Saudi menunjukkan kepada kami bahwa untuk membawa Rusia kembali ke meja perundingan, ini serius dalam menyebabkan harga dan pendapatan yang menyakitkan bagi semua produsen minyak," kata analis UBS dalam sebuah catatan.

(Dani Jumadil Akhir)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya