3. Respons BI
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo menyebut jatuhnya harga minyak tersebut cukup mengejutkan. Pasalnya kenaikan itu dipicu oleh perang harga minyak antar para negara-negara eksportir utamanya yang tergabung dalam OPEC.
"Pagi ini kita dikejutkan dengan perang minyak yang sebabkan turunnya harga minyak dari USD60 ke USD30 per barel," ujar Perry.
Dia menjelaskan kondisi ini semakin menunjukkan tren era globalisasi di dunia semakin menurun atau mulai masuknya era deglobalisasi. Apalagi kondisi itu terjadi setelah perang perdagangan antara Amerika Serikat dengan negara-negara mitra dagang utamanya, khususnya China kian memanjang.
"Ini contoh-contoh menurunnya globalisasi sedemikian cepat," ungkap dia.
4. Turunnya Harga Minyak Dunia Berpengaruh ke Ekonomi RI
Menurut Sri Mulyani, pihaknya akan memantau perkembangan harga minyak dunia. Pasalnya, pergerakan harga minyak bakal berdampak besar bagi perekonomian nasional salah satunya.
"Dinamika harga minyak dan pasar minyak dunia, ini juga salah satu hal yang harus kita perhatikan sangat serius. Kegagalan persetujuan antara dua produsen minyak terbesar dunia, antara Saudi dan Rusia untuk mengurangi produksi," ujarnya.
Sri Mulyani menambahkan, penurunan harga minyak dunia akan berdampak besar bagi pasar keuangan. Penurunan itu menjadi tambahan sentimen negatif bagi investor.
5. Plus Minus Turunnya Harga Minyak Dunia
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut anjloknya harga minyak dunia ini memiliki dampak positif bagi perekonomian Indonesia. Utamanya pengaruhnya pada neraca perdagangan yang saat ini masih mengalami defisit.
Menurut Sri Mulyani, anjloknya harga minyak membuat beban impornya semakin rendah. Sebab, saat ini impor migas masih menjadi beban neraca perdagangan sejak bertahun-tahun lalu.Di sisi lain lanjut Sri Mulyani anjloknya harga minyak dunia ini juga membuat dampak besar bagi pasar keuangan. Penurunan itu menjadi tambahan sentimen negatif bagi investor.
"Tentu akan lihat dari berbagai aspek, kalau selama ini impor minyak kita cukup besar, berarti penurunan harga minyak ini jadi salah satu yang bisa memberikan Pertamina menurunkan beban untuk mengimpornya. Itu saya harap nanti akan terlihat dalam neraca Pertamina," ujarnya saat ditemui di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Senin (9/3/2020).