JAKARTA - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengakui bahwa kondisi ekonomi di tengah pandemi virus corona memang sangat berat. Namun, dirinya mengajak semua masyarakat supaya jangan pesimis, sebab Indonesia bisa melewati tantangan ini.
Seperti dalam data Bank Indonesia, sejak 2011 hingga saat ini rata-rata outflow dan inflow dalam beberapa periode berubah-ubah. Data menunjukan periode modal keluar keluar Indonesia atau outflow Surat Berharga Negara (SBN) pernah terjadi dalam 4 tidak lebih dengan nilai sebesar Rp29,2 triliun.
"Namun, setalah outflow yang merespons sesuatu dampak itu, kembali aliran modal asing kembali atau inflow ke Indonesia selama 21 bulan dengan nilai Rp229 triliun," tutur Perry, dalam rapat virtual dengan Komisi XI DPR, Kamis (30/4/2020).
Baca Juga: Lawan Covid-19, Gaji dan THR Dewan Gubernur BI Dipangkas Rp20,6 Miliar
Demikian juga dengan kondisi sekarang di tengah pandemi. Ada perbedaan suku bunga di dalam dan luar negeri yang sangat tinggi. Bila dilihat dalam SBN yang dilelang mencapai 8,08%, kemudian hari ini turun 7,97%. Hal ini bila dibandingkan dengan suku bunga di AS perbedaanya mencapai 7,5%.
"Nah, 7,5% ini menarik inflow ke dalam negeri termasuk di SBN. Jadi maksud saya kita berat saat ini, tapi jangan terus pesimis. Lihat angka-angka historis dan itu kelihatanm SBN mulai masuk. Insya Allah dalam periode 4 bulan ini akan terjadi inflow lebih bessar, yield SBN akan turun dan itu memperkuat Rupiah," ujarnya.