JAKARTA - Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan, langkah paling penting setelah memberikan sejumlah relaksasi kredit untuk membantu UMKM terdampak pandemi Covid-19, adalah pembekalan keahlian di bidang teknologi informasi (IT).
"Saat ini sudah ada pergeseran pemasaran produk UMKM dari offline ke online, namun jumlahnya baru mencapai 8 juta UMKM, atau 13% dari seluruh UMKM. Setelah online pun, UMKM masih harus tetap dan akan bersaing dengan seluruh brand besar di platform digital,” ucap Teten, dalam keterangannya, Rabu (20/5/2020).
Karena itu dalam fase pemulihan nanti Kemenkop akan menggenjot transformasi UMKM dari offline ke online. KemenKopUKM sudah bekerja sama dengan sejumlah platform besar untuk menggerakkan transformasi ini. Juga ada sejumlah perusahaan yang menjadi hub, yang siap memasarkan produk UMKM ke mancangara.
Baca Juga: Tantangan Besar UMKM di Tengah Covid-19
Teten menyebutkan, saat ini langkah awal yang dilakukan pemerintah dalam membantu keberlangsungan bisnis UMKM adalah dengan mempercepat penyaluran bantuan sosial (bansos).
"Di saat seperti ini, kalau UMKM diberi pembiayaan dari perbankan, maka mereka akan menjadi debitur hitam yang namanya di-black list, dan nantinya tidak bisa lagi meminjam dari bank,” ujarnya.
Baca Juga: Ada Corona, Baru 13% UMKM Online
“Sampai September 2020, pemerintah masih mempunyai sumber pendanaan. Tetapi kalau lewat dari September akan semakin membebani APBN, dan akan sulit juga menerbitkan surat utang," papar Teten.
Guna menjaga keberlangsungan UMKM, menurut Teten, saat ini antar kementerian sudah diminta oleh Presiden Joko Widodo untuk membentuk struktur pemulihan bagi dunia usaha.
"Kami bersama Kementerian Keuangan dan OJK memantau stimulus pembiayaan lewat perbankan. Semua UMKM yang terdampak Covid-19 akan menerima fasilitas pemulihan," ujar Menkop.
(Feby Novalius)