Imbas Covid-19, 37% 'Single Mom' di Australia Dihantui Kemiskinan

, Jurnalis
Minggu 31 Mei 2020 16:14 WIB
Wanita (reuters)
Share :

JAKARTA - Laporan dari Dewan Layanan Sosial Australia (ACOSS) mencatat lebih dari sepertiga 'single mother' di Australia atau tepatnya 37% kini hidup dalam kemiskinan. Apalagi di tengah dampak virus Corona atau Covid-19 ini.

Laporan yang menganalisis data biro statistik (ABS) dari tahun 2017-2018 ini menyebutkan rumah tangga di mana perempuan sebagai pencari nafkah utama, berisiko lebih besar hidup dalam kemiskinan. Kesenjangan itu bahkan lebih besar lagi bagi keluarga 'single mother' yang memiliki anak-anak.

 Baca juga: Kenaikan Tingkat Kemiskinan di Pulau Jawa Diprediksi Paling Tinggi

Disebutkan, 23% rumah tangga di mana perempuan adalah pencari nafkah, hidup dalam kemiskinan, dibandingkan dengan 10% rumah tangga yang pencari nafkah utamanya adalah laki-laki.

"Risiko di tengah pandemi saat ini yaitu para perempuan ini yang akan terdampak pertama kali dan paling buruk," kata CEO ACOSS Jacqueline Phillips mengutip ABC.net, Jakarta, Minggu (31/5/2020).

Phillips mengatakan, jika nantinya tunjangan COVID-19 dihentikan dan tunjangan reguler dikembalikan ke tingkat sebelum pandemi, maka kaum perempuan akan sangat terpukul.

 Baca juga: Covid-19 Picu Lonjakan Masyarakat 'Miskin Dadakan'

"Jika kebijakannya tidak tepat, kita akan mengalami penurunan partisipasi kerja perempuan, yang tentunya memprihatikan," jelasnya.

"Akibatnya kita juga akan melihat peningkatan kemiskinan di kalangan perempuan dan anak-anak mereka," tambahnya.

Contohnya seorang perempuan Australia, Caryn Hearsch mengaku uang tambahan yang diterima selama pandemi ini membantu melunasi tagihan-tagihannya.

"Selama beberapa pekan ke depan, sudah aman. Semua tagihan saya akan terbayar," katanya.

erempuan berusia 63 tahun ini kehilangan pekerjaannya sebagai sekretaris sekitar tujuh tahun lalu.

Dia sudah melamar sejumlah pekerjaan tapi belum berhasil dan kini masih memiliki dua tahun sebelum memasuki usia pensiun.

Sebelum COVID-19, sebagian besar tunjangan yang dia terima digunakan untuk membayar cicilan rumah sebesar AUD860 per bulan.

Ia membayar cicilan kredit itu dari tunjangan AUD540 yang dia terima setiap dua minggu, sisanya ia gunakan untuk keperluan lainnya.

Caryn mengaku bergantung pada kerabatnya untuk membawakan makanan. Dia bahkan menjual barang-barangnya di pasar akhir pekan dan di jejaring sosial.

Meski sulit, namun dia mengaku sudah terbiasa dengan kondisi seperti itu.

Bagi warga Australia yang kini kehilangan pekerjaan, hidup dari tunjangan sosial sangat memprihatinkan, apalagi jika tunjangan tambahan terkait COVID-19 nantinya dihentikan.

"Saya khawatir dengan mereka yang baru menganggur dan mendapatkan tunjangan AUD1.100 per dua minggu," kata Caryn.

"Jika dalam dua atau tiga bulan tunjangan tambahan itu dihentikan dan hanya menerima AUD540, apa yang akan terjadi dengan mereka," tambahnya.

(Fakhri Rezy)

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya