Aas mengatakan, karena utang tersebut belum dibayar, PT Pupuk Indonesia harus meminjam modal kerja kepada perbankan untuk mempertahankan keberlangsungan perusahaan. Meskipun pinjaman ini akan berdampak pada peningkatan beban bunga perusahaan.
“Dari Rp17 triliun, 10% saja Rp 1,7 triliun dalam 1 tahun itu. Yang pada akhirnya ini akan meningkatkan juga subsidi pupuk. Ini akan menjadi biaya lagi, menambah biaya,” kata Aas.
(Feby Novalius)