"Kita juga mendukung kolaborasi antara Indonesia dan UE untuk memproduksi vaksin Covid-19 melalui skema co-production dan sharing biaya. Saat ini, pemerintah sedang menyiapkan insentif pajak super deduksi sampai 300% untuk perusahaan-perusahaan farmasi yang mengembangkan vaksin Covid-19 di Indonesia," jelas dia.
Sedangkan, lanjut dia untuk mendorong perdagangan bilateral, masing-masing pihak harus mengeliminasi dan mengurangi perhitungan tarif dan non-tarif antara keduanya, khususnya untuk produk makanan dan peralatan medis. UE dan beberapa negara anggota juga telah memberikan bantuan kepada Indonesia untuk penanganan pandemi Covid-19.
Baca juga: Jokowi: Gas dan Remnya Tolong Diatur, Mungkin Ekonomi Bagus tapi Covid-19 Naik Lagi
"Antara lain alat pelindung diri (APD), serta dana hibah untuk penguatan sektor kesehatan di Indonesia. Kita juga harus menguatkan kerja sama ekonomi digital dalam normal baru melalui e-commerce, e-health dan e-learning," jelas dia.
Pihaknya juga memberikan penjelasan tekait tantangan dari UE untuk minyak sawit dan nikel. Data menunjukkan komoditas ekspor UE ke Indonesia mayoritas terdiri dari produk alkohol dan turunan susu, sementara ekspor Indonesia ke UE sebagian besarnya adalah minyak sawit, stainless steel, dan nikel.