"Penerbitan Sukuk Global dilakukan dengan menerapkan strategi oportunistik, yaitu dengan memanfaatkan timing yang tepat sehingga mendapatkan biaya yang efisien dengan kupon rendah," katanya.
Baca Juga: Utang RI Tembus Rp5.868 Triliun, Sri Mulyani: Tak Usah Pakai Nada Benci dan Kasar
Dia menambahkan, pemerintah berkomitmen untuk menempatkan APBN sebagai instrumen fiskal untuk melindungi masyarakat dan perekonomian Indonesia, memproyeksikan angka defisit melebar di angka 6,34% terhadap PDB.
"Hal ini perlu dilakukan untuk memenuhi kebutuhan belanja prioritas penanganan Covid-19, termasuk di dalamnya untuk pemulihan ekonomi nasional dengan tetap mengedepankan prinsip prudent, akuntabel dan transparan," jelasnya.
(Feby Novalius)