Antara Tahun 1820 hingga 1874, Horse Island adalah rumah bagi industri tembaga yang berkembang, dengan puncak populasi 137 orang pada tahun 1841. Sebagian besar penduduknya bekerja di tambangnya. Semua penghuninya telah pergi pada tahun 1965 tetapi beberapa reruntuhan desa tua masih dapat ditemukan di pulau itu.
Ahli kebugaran Jerman Gert Kolbel membeli dan merenovasi pulau itu pada 1980-an. Pemilik terbaru, yang kabarnya membelinya pada 2007 dan mengembalikannya ke pasar pada 2018, menurunkan harganya pada Februari dari 6,75 juta euro menjadi 5,5 juta euro, saat itulah negosiasi dengan pembeli dimulai.
Karena lockdown coronavirus membatasi pertemuan dan perjalanan, negosiasi sebagian besar ditangani melalui WhatsApp. Memang, CEO Real Estat Montague Thomas Balashev mengatakan pengadaan tanah dan penyelesaian penjualan selama pandemi telah menjadi tantangan.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)