Dirut Sebut yang Bisa Selamatkan Garuda Indonesia Hanya Penumpang

Suparjo Ramalan, Jurnalis
Jum'at 24 Juli 2020 13:21 WIB
Pesawat (Foto: Shutterstock)
Share :

JAKARTA - Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) Irfan Setiaputra menyatakan, yang bisa menyelamatkan Garuda Indonesia adalah penumpang. Bahkan, bantuan pemerintah dalam skema dana talangan senilai Rp8,5 triliun hanya bisa memperpanjang napas perseroan saja.

"Saya selalu bicara ke mana-mana bahwa yang bisa menyelamatkan Garuda dari situasi sekarang hanya penumpang. Pemerintah bantu dana cuma sementara," ujar Irfan melalui Webinar, Jumat (24/7/2020)

Baca Juga: Garuda Indonesia Fokus ke Bisnis Kargo, Tak Lagi Layani Penumpang? 

Garuda memang mendapat dana talangan dengan skema mandatory convertible bond senilai Rp8,5 triliun. Bantuan bertenor tiga tahun diberikan guna membangkitkan kembali maskapai plat merah itu dari keterpurukan finansial akibat pandemi Covid-19. Namun begitu, yang bisa merecovery perseroan hanyalah penumpang.

"Pemerintah ketika membantu dana itu cuma sementara. Yang akan memastikan Garuda 'recovery' itu penumpang. Itu yang selalu kami kampanyekan," ujarnya.

Baca Juga: Utang Rp32 Triliun hingga Rugi Bikin Garuda Hanya Bertahan 4 Tahun? Ini Faktanya 

Irfan menjelaskan situasi pandemi sangat menantang. Pada Mei tahun ini, okupansi penumpang dicatat perseroan tinggal 10%. Kondisi itu, mengakibatkan emiten berkode GIAA harus melakukan sejumlah efisiensi seperti percepatan masa kerja karyawan kontrak, pemotongan gaji pegawai sampai direksi dan komisaris, serta penawaran pensiun dini.

"Saat in sudah lebih dari 400 orang yang mengambil pensiun dini," ungkapnya.

Untuk mempertahankan bisnis penerbangan, Garuda juga menggencarkan angkutan kargo. Dalam waktu dekat, Garuda akan merilis layanan angkutan pengiriman kilat yang bisa mengantar makanan dari kota ke kota selama setengah hari. Perseroan juga menerbangkan lebih dari sepuluh pesawat barang setiap hari. "Kami pun kedatangan pesawat freighter dua unit," jelasnya.

Selain itu, Garuda, lanjut Irfan, berupaya memastikan protokol kesehatan, terutama di dalam pesawat, terpenuhi. Protokol antara lain, jaga jarak yang diterapkan dengan mengosongkan kursi tengah untuk kelas ekonomi dan kursi bisnis hanya diisi untuk satu orang.

(Dani Jumadil Akhir)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya