Aura Krisis, IMF hingga World Bank Bicara Ekonomi Minus hingga Resesi

Feby Novalius, Jurnalis
Selasa 04 Agustus 2020 17:51 WIB
Dampak Virus Corona pada Ekonomi Dunia. (Foto: Okezone.com/Shutterstock)
Share :

JAKARTA - Resesi menghantui seluruh negara karena pandemi virus corona belum juga berakhir. Negara-negara maju seperti Amerika Serikat (AS), Jerman hingga Singapura telah merasakan rasa sakitnya. Pertumbuhan ekonomi seluruh negara tersebut minus pada kuartal II, bahkan resesi karena perekonomian sebelumnya juga negatif.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun meminta jajaran menteri kabinet kerjanya peka terhadap hal ini. Sebab berdasarkan informasi yang diterima dari berbagai lembaga internasional, ekonomi dunia mengalami dampak yang sangat besar.

Baca Juga: Vaksin Corona Ditemukan, Ekonomi Global Bisa Kembali Pulih dari Resesi

Bank Dunia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi dunia akan minus 5%. OECD memprediksi pertumbuhan ekonomi dunia hanya tumbuh minus 6%-7,6%.

Jokowi juga menelepon petinggi International Monetary Fund (IMF) untuk mengupdate informasi perekonomian global. Dia pun mendapat informasi bila angka perekonomian dunia kemungkinan minus.

"Dia mengatakan kepada saya Presiden Jokowi kemungkinan tahun ini ekonomi global akan minus 2,5% dari yang sebelumnya 3% sampai 3,5 plus. Sekarang diperkirakan tahun ini minus 2,5%," jelasnya beberapa waktu lalu, Selasa (4/8/2020).

Baca Juga: Tutupi Kebangkrutan, JCPenney Sewakan dan Jual 163 Toko

Kepala Negara sudah memperingatkan hal tersebut, namun belum mendapat respons dengan baik. Bahkan, Jokowi mengakui aura krisis di Kementerian dan Lembaha belum terlihat hingga saat ini.

Dirinya mengatakan, realisasi anggaran masih sangat minim sekali. Pasalnya, dari Rp695 triliun stimulus penanganan Covid-19, baru 20% yang terealisasi atau sebesar Rp141 triliun.

"Artinya apa, di Kementerian di Lembaga ini aura krisisnya belum betul-betul belum, ya belum (ada)," ujarnya.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya