JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2020 minus hingga 5,32% (year on year, yoy). Pertumbuhan ekonomi yang negatif ini merupakan yang pertama kalinya sejak periode 1999.
Lalu bagaimana menyelamatkan Indonesia dari resesi ekonomi?
Menurut Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dana Rp24 triliun yang akan dikeluarkan untuk Pemilihan Kepala Daerah (pilkada) diharapkan bisa meningkatkan konsumsi masyarakat dan menyelamatkan Indonesia dari resesi ekonomi.
"Kita akan ada Pilkada, itu akan jadi pengungkit. Di mana dananya Rp24 triliun untuk penyelenggaraan. Sedangkan, dana dari wali kota Rp10 triliun sendiri. Maka itu kemungkinan Rp34-35 triliun akan menjadi dana beredar yang bisa tingkatkan konsumsi," ujar dia dalam telekonferensi, Rabu (5/8/2020).
Baca Juga: Ekonomi RI Minus 5,32%, Pemerintah Bakal 'Buang-Buang' Duit
Sebelumnya, Kepala BPS Suhariyanto mengatakan kontraksi yang lebih dalam ini terendah sejak tahun 1999 yang mana ekonomi minus 6,13% pada triwulan I.
"Kalau kita melacak kembali kontraksi 5,35% ini terendah sejak triwulan satu tahun 1999 ini mengalami kontraksi minus -6,13%," kata Suhariyanto.
Baca Juga: Ekonomi Indonesia Minus 5,32%, Menko Airlangga: Tidak Sedalam Negara Lain
Dia melanjutkan pemerintah saat ini bergandeng tangan dalam menggenjot pertumbuhan ekonomi di kuartal ketiga. Hal ini agar Indonesia tidak masuk jurang resesi yang dialami beberapa negara lainnya. Sebagai informasi, resesi bisa terjadi jika pertumbuhan ekonomi negatif secara dua kuartal berturut-turut.
"Saat ini pemerintah terus bergandeng tangan dalam memulihkan ekonomi di kuartal ketiga. Saya optimis Indonesia bisa pulih di kuartal ketiga dengan berbagai stimulus yang diberikan," jelasnya.
(Dani Jumadil Akhir)