JAKARTA - Barang-barang antik atau yang memiliki nilai historical bisa dijadikan salah satu opsi untuk berinvestasi. Tak terkecuali juga investasi untuk uang-uang yang dikeluarkan pada edisi spesial seperti pecahan Rp75.000 yang dikeluarkan untuk memperingati hari kemerdekaan Indonesia.
Perencana Keuangan dari Mitra Rencana Edukasi (MRE) Mike Rini mengatakan, secara umum investasi barang-barang langka termasuk uang edisi spesial ini bisa menjadi investasi yang menguntungkan. Karena secara umum barang-barang yang memiliki nilai historical jika dijual lagi harganya akan tinggi.
Baca Juga: Bukan Gaji Besar untuk Bisa Merdeka Secara Finansial, Ini Penjelasannya
"Secara umum barang koleksi itu memang bisa memiliki nilai lebih tinggi dari pada yang sesungguhnya. Karena ada historicalnya, pernah dimiliki siapa atau barang ini sudah langka atau ada nilai sejarahnya yang membuat barang itu dihargai jauh lebih tinggi daripada sebenarnya biaya pembuatannya," ujarnya saat dihubungi Okezone, Rabu (19/8/2020).
Tingginya harga disebabkan oleh beberapa hal seperti misalnya usianya yang sudah cukup tua. Atau bisa juga barang tersebut memang langka dan bentuknya yang unik sehingga membuat barang tersebut memiliki harga jual yang tinggi.
Baca Juga: Apa Bedanya Aman dan Merdeka Secara Finansial?
"Bisa jadi usianya yang sudah ribuan tahun ratusan tahun makanya dihargai itu. Koin koin itu apa bisa jadi barang koleksi, bisa saja," jelasnya.
Namun menurut Mike, yang menjadi kekurangannya adalah harga dari barang tersebut sulit untuk ditentukan. Apalagi jika menjualnya ke orang-orang yang tidak memiliki latar belakang atau suka mengoleksi barang antik.
"Tapi siapa yang akan menentukan nilainya? Tentunya orang yang memang yang suka mengoleksi. Buat orang yang enggak suka mengoleksi barang itu mah itu enggak ada nilainya kan cuma uang jaman dulu," jelasnya.
Hal itu juga yang membuat tingkat risiko untuk investasi emas ini sangat tinggi. Karena Bisa saja harga jual kembalinya akan jatuh jika dijual kepada orang yang salah.
"Tapi buat para kolektor yang ngerti sejarah itu dihargai tinggi sehingga risikonya tinggi. Karena dia tidak likuid kemudian juga tidak ada standar harga jual. Jadi ditentukan oleh selera like or dislike. Kemudian nilai sejarahnya," kata Mike.
Apalagi jika seseorang tersebut tidak mengerti barang antik. Ada kemungkinan bisa ditipu sehingga, orang tersebut menjual kepada kolektor dengan harga murah.
"Betul tinggi sekali. Anda harus menjadi seorang kolektor terlebih dahulu supaya bisa mengerti nilai dari barang itu. Dan nanti menjualnya pun tepat sasaran kepada orang yang memang mengoleksi," jelasnya.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)