JAKARTA - Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) memohon kepada pemerintah daerah agar pusat-pusat belanja modern tidak menjadi bagian dari unit kegiatan yang harus tutup saat PSBB kembali diberlakukan di Jakarta pada Senin 14 September 2020.
"Sumbernya selama ini bukan dari pusat belanja dan modern trade, sebaiknya kitalah yang tidak dilarang (beroperasi), supaya ini memberikan contoh kepada sektor-sektor yang lain untuk menjaga lingkungan masing-masing dengan protokol (kesehatan) yang ketat," kata Anggota Dewan Penasihat Hippindo Tutum Rahanta seperti dilansir BBC Indonesia, Jakarta, Jumat (11/9/2020).
Menurut Tutum, saat ini banyak anggota Hippindo yang laporan keuangannya berdarah-darah, bahkan ada beberapa yang tengah menjual perusahaannya.
"Dalam sisa napas terakhir itu mereka bertahan semaksimal mungkin, karena value perusahaan itu masih ada, bisa mereka jual. Nah sedangkan untuk outlet-outlet (mereka) selama ini hanya menjadi ruang hampa yang tidak ada penghuninya," ujar Tutum.
Dia mengatakan, beberapa bulan sejak pandemi Covid-19 dideteksi di Indonesia pada Maret lalu, banyak perusahaan yang mulai menutup toko di pusat perbelanjaan yang tidak bisa menghasilkan guna menjaga pemasukan perusahaan.
Meski mal dan toko-toko non-esensial dibolehkan buka saat PSBB transisi 15 Juni silam, Tutum mengatakan penjualan masih belum kembali normal karena daya beli konsumen yang melemah.
"Saat PSBB pertama di bulan April, sampai sekarang saja, kondisinya sudah makin melemah. Pengunjung pusat belanja pun masih di bawah angka target dari keharusan kita menjalankan bisnis kita, contoh, kita diizinkan 50% dari kapasitas (total pengunjung), 50% pun belum tercapai hingga saat ini. Sehingga apa yang kami (lakukan) saat (mal) buka ini adalah lebih untuk menjaga situasi perekonomian agar dapat berjalan, tapi pendapatan kami masih jauh dari harapan untuk menutupi biaya-biaya yang harus dipikul oleh kami," jelasnya.
"Kalau (PSBB) ini dilakukan sekali lagi, kami ini sudah berdarah-darah, saya kira mempercepat kematian-kematian di sektor kami."
(Dani Jumadil Akhir)