JAKARTA - Pemerintah diminta untuk tak memberhentikan program penyaluran bantuan langsung tunai (BLT) kepada masyarakat miskin dan rentan miskin. Hal ini dinilai dapat meningkatkan daya beli di saat Indonesia memasuki masa resesi nanti.
"Bantuan-bantuan harus diturunkan secara cepat dengan pemerintah. Sehingga dengan adanya bantuan ini, mereka jg bisa membelanjakan kebutuhan sehari," kata Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Rosan P. Roeslani saat dihubungi, Kamis (1/10/2010).
Baca juga; 26.500 Pelaku Seni Dapat BLT Rp26,5 Miliar
Menurut dia, dengan adanya permintaan yang tinggi dari masyarakat, maka dunia usaha pun bisa terhindar dari ancaman kebangkrutan.
"Kalau demand lemah, perusahaan sebagai supply set juga tidak bisa bertahan," ujarnya.
Apabila antara sisi demand dan supply mulai seimbang, kata dia, maka itu menunjukkan bahwa ekonomi Indonesia sudah bangkit dari krisis. "Sehingga roda perekonomian juga masih hidup. Di sisi lain mereka (masyarakat) juga kehidupannya bisa bertahan," ujarnya.
Baca juga: Jelang Resesi, Pengusaha Minta BLT Cs Diperpanjang
Meski begitu, dia mengakui meningkatkan permintaan di tengah ancaman resesi ini memang sulit. Namun, tetap ada peluang untuk membangkitkan daya beli, jika memang pemerintah fokus menurunkan kasus baru Covid-19.
"Tapi memang tidak gampang menghidupkan demand set di dalam keadaan tertekan dan ketidakpastian seperti sekarang ini," kata dia.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)