Kisah Pengangguran Berharta Rp10,3 Triliun yang Dicari Banyak Orang, Kenapa?

Giri Hartomo, Jurnalis
Jum'at 09 Oktober 2020 06:11 WIB
Sanjay Shah (Foto: The National.ae)
Share :

JAKARTA - Sanjay Shah menjadi salah satu korban krisis keuangan yang terjadi satu dekade lebih karena kehilangan pekerjaannya. Namun, Shah tidak butuh waktu lama untuk kembali ke posisi semula dengan cara menyiapkan dana sendiri dengan melakukan investasi.

Shah, memanfaatkan celah dalam undang-undang pajak dividen yang diberlakukan pada saat itu. Alhasil, dalam beberapa tahun, dia mencatat kenaikan spektakuler dari ketidakjelasan lantai perdagangan menjadi mengumpulkan sebanyak USD700 juta atau sekitar Rp10,3 triliun (mengacu kurs Rp14.800 per USD).

Baca Juga: Kekayaan 5 Miliarder Dunia Ini Naik di Tengah Covid-19

Selain itu, Shah juga memiliki portofolio di sektor properti dari mulai Regent's Park di London hingga Dubai. Selain itu, dirinya juga menjadi bos di sebuah kapal pesiar setinggi 62 kaki dan memesan Drake, Elton John dan Jennifer Lopez untuk bermain untuk sebuah badan amal autisme yang didirikan

Namun, uang yang didapatkan oleh Shah ini menimbulkan kontroversi. Anggota parlemen Jerman menyebutnya sebagai perampokan pajak terbesar dalam sejarah.

Denmark saat ini sedang berusaha untuk mengambil pajak dari Shah. Pihak berwenang kini telah membekukan sebagian besar kekayaan Shah. Namun Shah melawan tuntutan hukum dan penyelidikan kriminal di beberapa negara.

Baca Juga: Harta Budi Hartono Hilang Rp61 Triliun karena Covid-19

Pengacaranya saat ini berusaha untuk mendapatkan akses ke catatan bank yang mereka simpan akan membuktikan hal itu. Pengacaranya telah memberitahunya bahwa dia akan ditangkap jika dia meninggalkan kota ke Eropa, meskipun dia belum dituntut.

Meskipun begitu, hal tersebut ditanggapi dengan santai oleh Shah. Dia mengaku tidak menyesal dengan apa yang dia perbuat.

“Bankir tidak memiliki moral. Manajer hedge-fund, dan sebagainya, mereka tidak memiliki moral. Saya menghasilkan uang secara legal," ujarnya mengutip Bloomberg, Kamis (8/10/2020).

 

'Diizinkan'

Shah dan perusahaan yang didirikan - Solo Capital Partners LLP adalah tokoh sentral dalam skandal Cum-Ex Denmark. Dia mengatakan bahwa perusahaannya membantu investor untuk menjual saham dengan cepat dan mengklaim beberapa pengembalian dana atas pajak dividen.

Pihak berwenang telah menyelidiki ratusan bankir, manajer investasi, dan pengacara di beberapa negara ketika mereka mencoba menghitung miliaran euro dalam dana pembayar pajak yang menurut mereka telah diperoleh. Tapi Shah mengatakan dia sedang dijadikan kambing hitam karena mencari tahu bagaimana mendapatkan keuntungan secara hukum dari celah kode pajak yang tidak jelas yang memungkinkan perdagangan Cum-Ex.

"Buktikan bahwa ada hukum yang dilanggar. Buktikan ada penipuan. Sistem hukum mengizinkannya," kata Shah

Badan pajak Denmark, Skat, mengatakan telah membekukan aset Shah sebanyak 3,5 miliar kroner Denmark, termasuk rumah mewah London senilai USD20 juta. Langkah ini dilakukan sebagai bagian dari tuntutan hukum yang luas terhadap mantan bankir tersebut dan dugaan rekanannya.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya