Indonesia Harus Cetak Banyak Pengusaha, untuk Apa?

Fadel Prayoga, Jurnalis
Rabu 04 November 2020 08:47 WIB
Tenaga Kerja (Shutterstock)
Share :

JAKARTA - Masyarakat Tanah Air harus mengubah pola pikir yang awalnya bercita-cita sebagai pegawai swasta atau Aparatur Sipil Negara (ASN) menjadi seorang pengusaha. Dengan mencetak banyak wirausaha, maka Indonesia akan keluar dari predikat negara berpendapatan menengah alias middle income trap.

"Tidak mungkin nanti Indonesia jadi negara maju kelima terbesar di dunia kalau hanya mengandalkan kekuatan pemerintah seperti China. Bagaimanapun peran kewirausahaan perlu ditonjolkan," kata Menteri Riset dan Teknologi/Kepala BRIN Bambang Brodjonegoro dalam diskusi virtual, Selasa (3/11/2020) malam.

 Baca juga: Resesi di Depan Mata, Ekonomi Indonesia Diproyeksikan Minus 3%-3,5%

Dia mencontohkan, Amerika Serikat bisa menjadi negara adidaya karena mereka memiliki jumlah pebisnis terbanyak di antara negara lainnya. Berdasarkan laporan Indeks Kewirausahaan Global 2019, Amerika Serikat menduduki peringkat satu di dunia dari 137 negara yang disurvei.

"Amerika yang sejak awal ekonominya lebih kapitalistik, liberalistik, akhirnya mereka mengedepankan peran swasta, entrepreneur, untuk membuat ekonomi Amerika menjadi besar seperti sekarang," ujarnya.

 Baca juga: Negara G20 Benahi Ekonomi Pasca Pandemi Covid-19

Dalam laporan Indeks Kewirausahaan Global Indonesia menduduki posisi 75 pada 2019. Hasil itu setidaknya menunjukkan adanya kenaikan jika dibandingkan dengan peringkat 94 pada 2018.

Namun, peringkat itu masih jauh dibandingkan dengan Malaysia yang menduduki peringkat 43, Thailand di peringkat 54, dan Singapura di peringkat 27.

"Kalau ingin Indonesia menjadi negara yang mensejahterakan masyarakatnya, maka jawabannya menjadi wirausaha," ujarnya.

Dia menyebut sekarang ini adalah eranya menyongsong teknologi industri 4.0. Oleh sebab itu, untuk menumbuhkan perekonomian Indonesia kuncinya adalah banyak menghadirkan perusahaan yang berbasis teknologi seperti startup.

"Biasanya startup datang di usia muda. Jadi dengan bonus demografi ini kesempatan terbaik Indonesia untuk melahirkan startup lebih banyak atau teknopreneur yang kita harapkan mewarnai Indonesia ketika menjadi negara maju di 2045," kata dia.

(Fakhri Rezy)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya