JAKARTA - Wakil Kepala SKK Migas Fatar Yani Abdurrahman mencatat untuk mewujudkan visi jangka panjang, SKK Migas telah melakukan transformasi hulu migas sejak awal 2020 melalui Rencana Strategis (Renstra) Indonesia Oil and Gas (IOG) 4.0. Transformasi ini mencakup kegiatan usaha hulu migas keseluruhan.
Dalam Renstra IOG 4.0, SKK Migas menetapkan empat pilar strategis dan enam pilar pendukung (enablers) yang akan menjadi acuan industri hulu migas Indonesia untuk mewujudkan produksi 1 juta BOPD dan gas 12 BSCFD. Dari pilar-pilar tersebut diperoleh 22 program utama dengan 80 target dan lebih dari 200 action plans yang akan dilaksanakan hingga tahun 2030.
Baca Juga: Minyak Capai Target, Lifting Gas Kuartal III Baru 95%
Berdasarkan data SKK Migas, hingga Oktober 2020, terdapat 18 program telah diselesaikan. Sedangkan di tahun 2021 akan dilaksanakan 4 program.
“Tahun 2020 memiliki tantangan yang sangat berat dengan adanya pandemi Covid-19 dan rendahnya harga minyak. Hal tersebut mengoreksi pencapaian long term plan (LTP) SKK Migas sebesar 2,7 persen. Namun apabila pandemi dapat dikendalikan di 2021, kami optimis LTP akan kembali on track pada 2022 dan 2023,” ujar Fatar dalam konferensi pers secara virus, Jakarta, Rabu (4/11/2020).
Baca Juga: Target Lifting Minyak Turun Jadi 705.000 Barel per Hari, Kenapa?
Dalam kesempatan itu, Vice President Bidang Sekretaris SKK Migas Hery Margono, merincikan ke 10 pilar itu yakni, improvisasi lapangan eksisting, mempercepat cadangan migas menjadi energi, penggunaan teknologi Enhanced Oil Recovery (EOR), dan mendorong eksplorasi secara masif. "Empat pilar ini yang kita harapkan bisa menaikkan produksi," katanya.
Enam pilar lainnya adalah mengutamakan barang dan jasa dalam negeri yang programnya tengah dibuat. Lalu pilar decommissioning, meningkatkan kapabilitas sumber daya manusia di industri ini, menggaet investasi dengan rezim fiskal yang baru yaitu Cost Recovery dan Gross Split. Lalu, yang penting juga, kata dia, adaptasi teknologi dan digitalisasi dalam kegiatan hulu migas.