Dalam kesempatan tersebut, Ikhsan menyebut, hingga November 2020, porsi EBT Indonesia tercatat 13,6 persen dengan kapasitas terpasang kurang lebih 8.000 Megawatt. Di mana, yang mendominasi EBT dalam negeri adalah Pembangkit listrik tenaga air (PLTA), PA, Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP), kepanjangan dari Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), serta Biomass.
Sementara itu, dari tahun 2000 hingga 2019 pembangkit fosil Indonesia juga baru tercatat 6,6 persen. Bahkan, di tahun 2020 sampai 2029 akan mengalami penurunan menjadi 3,6 persen.
"Dan ini kalau kita lihat juga bagaimana pengembangan pembangkit EBT dari 2000 hingga 2019 itu tumbuh 7,1 persen. Tetapi rencana kita ke depan, dari 2020 hingga 2029 itu tumbuh 12 persen," ujarnya.
(Fakhri Rezy)