Sebelum pertemuan dengan Penasehat PM Jepang, Luhut dan Erick juga telah bertemu dengan Sekjen Partai Liberal Democratic Party (LDP) untuk Majelis Tinggi, Seko Hiroshige, yang juga Mantan Menteri Ekonomi, Perdagangan dan Industri Jepang, untuk membahas dukungan parlemen Jepang atas investasi pemerintah dan swasta Jepang di SWF Indonesia dan mendapat sambutan positif. Selain itu, pada kesempatan terpisah Luhut dan Erick juga telah melakukan serangkaian pertemuan sejumlah pimpinan kalangan bisnis Jepang, antara lain Mitsui & Co, Mitsubishi Corp, Sojitz, Nippon Steel dan Hanwa.
SWF Indonesia atau NIA yang akan mulai beroperasi awal 2021 ditargetkan menjadi salah satu kerangka pemulihan ekonomi Indonesia, di mana komponen pertumbuhan ekonomi tidak hanya dari permintaan domestik, melainkan juga dengan mendorong masuknya investasi. Pemerintah Indonesia telah siap menyuntikkan modal awal Rp75 triliun untuk pembentukan NIA ini.
Luhut dan Erick dijadwalkan berada di Tokyo, Jepang hingga 5 Desember 2020. Selain rangkaian pertemuan yang berlangsung pada Kamis, kedua Menteri itu juga dijadwalkan bertemu Menteri Ekonomi Jepang, Gubernur JBIC, dan perwakilan sejumlah dana pensiun dan lembaga keuangan.
(Dani Jumadil Akhir)